ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Sebut 182 Orang Jadi Korban Jiwa dalam Konflik Nduga

Konflik yang terjadi di Kabupaten Nduga, Papua membuat masyarakatnya mengungsi dari kampungnya.

Dok. BBC Indonesia
Warga Nduga dalam pelarian di hutan, menghindari kontak senjata antara TNI/Polri dan kelompok bersenjata / Jurnalis Warga Noken 

TRIBUNPAPUA.COM - Konflik yang terjadi di Kabupaten Nduga, Papua membuat masyarakatnya mengungsi dari kampungnya.

Sejauh ini, menurut Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, sebanyak 182 orang korban jiwa akibat konflik yang bermula dari pembantaian terhadap karyawan PT Istaka Karya di Gunung Kabo.

Setelah peristiwa pembunuhan itu, TNI dan Polri menggelar operasi untuk mencari para pelaku.

Kedatangan aparat keamanan yang menimbulkan konflik membuat sebagian masyarakat setempat mengungsi.

Pegiat HAM Sebut Para Pengungsi di Nduga Korban di Tanah Mereka Sendiri

Theo mengungkapkan, sedianya ada 184 orang korban yang satu orang di antaranya masih hidup, dan 1 orang lagi diduga masih hidup.

"Kami sudah diskusi, bicara dengan Danrem Papua, anak ini (yang masih hidup) akan kami cek. Nanti kami akan kerja sama, tapi yang akan masuk ke sana hanya pihak gereja, wartawan, LSM, dan pemerhati HAM. TNI-Polri tak akan ikut," ujar Theo saat menyampaikan hasil laporan dugaan korban kekerasan di Kabupaten Nduga di Kantor Amnesty Internasional di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019).

Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem saat memberi laporan soal kasus konflik di Kabupaten Nduga, Papua, Rabu (14/8/2019).
Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem saat memberi laporan soal kasus konflik di Kabupaten Nduga, Papua, Rabu (14/8/2019). ((KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari))

Jubir OPM Sebut Banyak Warga Nduga Mengungsi dan Jadi Korban Merupakan Risiko dari Perang

Dalam laporan kedua yang disampaikan itu, kata dia, terdapat beberapa korban yang meninggal dengan berbagai penyebab.

Di antaranya korban kekerasan fisik yang ditembak atau yang dilakukan penghilangan serta mereka yang mengungsi.

"Kami lihat ini korban terus bertambah, pengungsi banyak yang meninggal. Anak-anak 1-18 tahun meninggal karena ada yang sakit, hidup lama di hutan, ada yang melahirkan meninggal, sakit, kedinginan meninggal," ujar dia.

Pengakuan Pengungsi Nduga, Bikin Tenda di Hutan Pakai Daun dan Tak Ada Lagi Makanan

Para pengungsi yang melahirkan dan meninggal tersebut, kata dia, dikarenakan tidak mendapat pertolongan medis.

Terutama mereka yang mengungsi ke hutan. Pasalnya, para pengungsi di Kabupaten Nduga mengamankan diri ke berbagai tempat.

Tempat pengungsian tersebut adalah daerah lain seperti Kabupaten Wamena, Yahukimo, Asmat, Timika, Asmat, Paro, dan Kenyang. Kemudian adapula yang mengungsi ke hutan.

Bappenas Siapkan 2 Langkah Strategis untuk Atasi Konflik Nduga, Apa Saja?

Adapun konflik di Kabupaten Nduga berawal dari pembantaian terhadal karyawan PT Istaka Karya pada 2 Deaember 2018 di Gunung Kabo.

Konflik yang terjadi adalah antara personel TNI-Polri dengan kelompok yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Hal ini membuat masyarakat Nduga sendiri menjadi korban.

(Deti Mega Purnamasari)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 182 Orang Disebut Jadi Korban Jiwa Konflik di Nduga

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved