Inilah Industri di Indonesia yang Tawarkan Gaji Lebih Tinggi Dibanding Sektor Lain
Gaji pokok pada industri ini di Indonesia 25 persen lebih tinggi dibandingkan industri lain pada umumnya.
TRIBUNPAPUA.COM - Gaji pokok pada industri kimia di Indonesia 25 persen lebih tinggi dibandingkan industri lain pada umumnya.
Demikian disampaikan perusahaan konsultan global bidang SDM dan organisasi, Korn Ferry, dalam laporan yang berjudul Reward in Asia Pacific Chemical Sector 2019.
Chairman & Managing Director, Korn Ferry Indonesia, Satya Radjasa mengatakan, tingginya gaji di industri kimia Indonesia tersebut karena masih kurangnya tenaga ahli di bidang itu.
• Viral Fresh Graduate UI Protes Gaji, Berikut Daftar Pejabat yang Punya Gaji Pokok di Bawah Rp 8 Juta
“Industri kimia di Indonesia yang sedang berkembang menghadapi tantangan terkait permintaan tenaga kerja dengan keahlian yang tepat," kata dia dalam siaran pernya Rabu (21/08/2019).
"Kebutuhannya tidak hanya sebatas profesional saja, melainkan para profesional dengan keahlian industri yang tepat."
Dia menyebutkan, studi terbaru Korn Ferry mengenai sumber daya manusia dalam industri kimia di wilayah Asia Pasifik menunjukkan bahwa lebih dari setengah perusahaan kimia di Asia Pasifik saat ini mengalami kekurangan insinyur dan tenaga ahli bidang quality assurance.
• Heboh Fresh Gaduate Protes Gaji Rp 8 Juta, Kaesang Pangarep Ikut Komentar
Sementara itu lebih dari 40 persen perusahaan kesulitan merekrut tenaga ahli bidang Research & Development (R&D) dan bidang produksi.
"Khusus untuk Indonesia, hal ini menyebabkan proyeksi gaji pokok pada industri kimia di Indonesia meningkat sebesar 8,3 persen pada tahun 2019 dibandingkan dengan industri pada umumnya,” ucap dia.
"Angka ini juga merupakan yang tertinggi kedua di kawasan Asia Pasifik setelah India yang diproyeksikan sebesar 9,8 persen."
• Tanggapan UI soal Postingan Viral Fresh Graduate yang Protes Gaji Rp 8 Juta
Menurut Cefic Chemdata International 2018, penjualan bahan kimia Indonesia pada 2017 mencapai 43 miliar euro (Rp 693 triliun).