Pengamat Membaca Pertemuan Ketum Nasdem dan Presiden PKS karena 'Gelisah' soal Kabinet: Kurang Happy
Djayadi Hanan berpandangan, manuver Nasdem yang merapat ke partai-partai oposisi pemerintah karena partai pimpinan Surya Paloh tak suka kabinet Jokowi
TRIBUNPAPUA.COM - Pengamat politik Universitas Paramadina, Djayadi Hanan berpandangan, manuver Nasdem yang belakangan merapat ke partai-partai oposisi pemerintah karena partai pimpinan Surya Paloh itu tak senang akan koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tampaknya Nasdem kurang happy dengan koalisi yang dibentuk oleh Pak Jokowi," kata Djayadu saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (3/11/2019).
• Tegaskan Nasdem Tetap di Koalisi Pemerintah, Ini Kata Johnny G Plate
Menurut Djayadi, sejak awal Nasdem sudah memperlihatkan sikap penolakan terhadap bergabungnya Gerindra ke koalisi Jokowi.
Namun demikian, Jokowi pada akhirnya memutuskan merangkul Gerindra dengan menempatkan dua elitenya, Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo, dalam pemerintahan.
Meskipun Gerindra satu koalisi dengan Nasdem di bawah Kabinet Indonesja Maju, Djayadi menyebut, Nasdem merasa kurang nyaman.
Tidak hanya itu, Nasdem diduga kurang nyaman dengan PDI-Perjuangan.
Djayadi mengatakan, ada kemungkinan, ke depan Nasdem tetap bakal menjadi partai koalisi yang aktif memberikan kritik ke pemerintah layaknya oposisi.
"Dalam koalisi multipartai presidensil seringkali terjadi partai tertentu tidak seratus persen bersama presiden dan pengalaman Indonesia kan begitu, 2014-2019 ada partai anggota koalisi tetapi dalam beberap kebijakan beda dengan presiden," ujar dia.
Kemungkinan lainnya, manuver Nasdem ini adalah ancang-ancang untuk membentuk poros baru di 2024.
Namun, menurut Djayadi, tidak menutup kemungkinan pula Nasdem keluar dari koalisi dan ada partai baru yang masuk menggantikan Nasdem.
"Jadi, sekali lagi ini masih tampaknya masih saling penjajakan dan mungkin Nasdem juga masih menunggu bagaimana reaksi partai-partai di internal koalisi, terutama reaksi Pak Jokowi gimana," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) itu.
• Tak Yakin Nasdem Benar-benar akan Jadi Oposisi, Waktum Gerindra: Mungkin Hanya Gertak Sambal Saja
Pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, Rabu (30/10/2019), memberi sinyal koalisi parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin mulai rapuh.
Dalam pertemuan yang digelar di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, keduanya sepakat untuk memperkuat sistem check and balance atau fungsi pengawasan terhadap pemerintah di DPR.
Usai bertemu dengan PKS, kini Nasdem berencana untuk melakukan pertemuan dengan Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga berada di kubu oposisi.
Partai Nasdem yang menjadi bagian dari koalisi pendukung pemerintah dianggap bermanuver dan berupaya membangun poros politik baru.
Pembelaan Nasdem
Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani menanggapi pertemuan ketua umumnya, Surya Paloh, dengan Presiden PKS Sohibul Iman.
Menurut Irma, pertemuan keduanya meneladani Presiden Joko Widodo yang tak memutus silaturahim dengan partai yang berbeda sikap di Pilpres 2019.
Menurut Irma, pertemuan Surya dengab Sohibul sama halnya dengan langkah Jokowi mengajak Gerindra bergabung ke dalam pemerintahan.
Langkah tersebut sama-sama sebagai upaya menjaga persaudaraan dalam membangun Indonesia.
"Nasdem ingin mengajak semua partai bersama-sama membangun Indonesia ke depan. Baik dari luar maupun dari dalam pemerintah. Bukankah itu juga yang dilakukan Presiden ketika mengajak Gerindra masuk ke kabinet?" kata Irma melalui pesan singkat, Senin (4/11/2019).
Ia menilai tak ada yang salah dengan pertemuan Surya Paloh dan Presiden PKS Sohibul Iman pekan lalu.
Ia menyatakan, melalui pertemuan tersebut, Nasdem berupaya membangun kerja sama dengan PKS untuk mengoptimalkan sistem kontrol dan pengawasan.
Menurut Irma, hal itu justru bersifat positif. Selain itu, Irma mengatakan, pertemuan Nasdem dan PKS penting sebagai simbol bersatunya partai nasionalis dan agamis di Indonesia.
"Lalu di mana salahnya pertemuan tersebut? Hanya kelompok hipokrit saja yang takut dengan bayangan diri sendiri," kata Irma melalui pesan singkat, Senin (4/11/2019).
• Mantan Gubernur Jakarta Ali Sadikin Ungkap Dulu Sering Cekcok dengan DPRD DKI
Pertemuan antara Surya Paloh dan Sohibul Iman, Rabu (30/10/2019), dinilai menjadi sinyal koalisi parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin mulai rapuh.
Dalam pertemuan yang digelar di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, keduanya sepakat untuk memperkuat sistem check and balance atau fungsi pengawasan terhadap pemerintah di DPR.
Seusai bertemu dengan PKS, kini Nasdem berencana untuk melakukan pertemuan dengan Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga berada di luar pemerintahan.
Partai Nasdem yang menjadi bagian dari koalisi pendukung pemerintah dianggap bermanuver dan berupaya membangun poros politik baru.
(Kompas.com/ Fitria Chusna Farisa/ Rakhmat Nur Hakim)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengamat: Nampaknya Nasdem Kurang "Happy" dengan Koalisi Jokowi" dan "Surya Paloh Bertemu PKS, Ketua DPP Sebut Nasdem Tiru Jokowi"