Erick Thohir Leburkan Bisnis Sampingan BUMN, Garuda Stop 'Lahirkan' Anak dan Cucu Baru
elaksana tugas (Plt) Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan, pihaknya telah menghentikan pembentukan anak dan cucu usaha Garuda.
TRIBUNAPAPUA.COM - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan, pihaknya telah menghentikan pembentukan anak dan cucu usaha dari maskapai plat merah tersebut.
Hal tersebut dilakukan setelah Menteri BUMN Erick Thohir mengeluarkan surat keputusan menteri nomor SK-315/MBU/12/2019 tentang Penataan Anak Perusahaan atau Perusahaan Patungan di Lingkungan Badan Usaha Milik Negara yang ditetapkan tanggal 12 Desember 2019 lalu.
• SERKAGA Bantah soal Dugaan Orang Spesial Ari Askhara di Garuda, IKAGI: Ngomong Sama si AA Itu Loh
“Saat ini kami telah menghentikan pengembangan dan meninjau ulang pendirian anak/cucu perusahaan yang baru, yang tidak sesuai dengan core bisnis penerbangan,” ujar Fuad dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/12/2019).
Fuad menjelaskan, Dewan Komisaris akan melakukan review serta evaluasi secara menyeluruh terhadap keberadaan anak dan cucu perusahaan Garuda Indonesia.
"Dan akan lebih memfokuskan bisnis anak usaha yang menunjang bisnis utama yaitu penerbangan,” kata Fuad. Saat ini PT.
Garuda Indonesia (Persero) Tbk memiliki tujuh anak perusahaan dan 19 cucu perusahaan.
Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di bidang Ground Handling, Inflight Catering, Maintenance Facility, Jasa Teknologi Informasi, Jasa Reservasi, Perhotelan, Transportasi Darat, E-commerce & Market Place, Jasa Expedisi Cargo, Tour & Travel.
Menteri BUMN Erick Thohir berencana akan melebur bisnis-bisnis sampingan yang dimiliki oleh BUMN.
• 2 Pesawat Garuda Nyaris Adu Moncong di Bandara, Maskapai Gelar Investigasi untuk Temukan Penyebab
Hal tersebut untuk menindaklanjuti temuan mengenai banyaknya BUMN yang memiliki anak dan cucu usaha yang berbeda dari bisnis inti.
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mencontohkan, saat ini terdapat 85 hotel yang dimiliki oleh BUMN.
Namun, hotel tersebut bukan bagian dari BUMN perhotelan atau PT Hotel Indonesia Natour (Persero) (Inna Hotel Group).
"BUMN yang memiliki bisnis inti hotel ya Inna Hotel. Tapi tidak tahu, ternyata ada 85 hotel dimiliki BUMN," ucap Arya, Selasa (10/12/2019).
Nantinya, bisnis-bisnis di luar bisnis inti perusahaan pelat merah bakal dilebur sehingga perusahaan yang bersangkutan bisa kembali menjalankan bisnis sesuai dengan inti bisnis yang mereka miliki.
"Kami ingin buat semua kembali ke bisnis inti masing-masing. Itu tetap mekanisme bisnis," ujar dia.
Erick Tergelitik Lihat Anak Garuda
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku geli mendengar PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (KOMPAS100: GIAA) memiliki cucu usaha dengan nama PT Garuda Tauberes Indonesia.
Dirinya pun tak mampu menahan tawanya ketika memaparkan hal tersebut kepada awak media.
"Yang menarik, dan mohon maaf kalau saya menggelitik. Ada cucu Garuda namanya PT Garuda Tauberes Indonesia, saya baru tahu," ujar dia di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Jumat (13/12/2019).
• Dituding sebagai Lelaki Hidung Belang, VP Awak Kabin Garuda Roni Eka Mirsa Lapor Polisi
Adapun berdasarkan penelusuran Kompas.com, PT Garuda Tauberes Indonesia merupakan perusahaan digital di bidang logistik.

PT Garuda Tauberes Indonesia (Tauberes) berkantor di Gedung Garuda Indonesia Gunung Sahari Jl. Gunung Sahari Raya No. 52 Jakarta 10610.
Tauberes yang dikembangkan oleh Garuda memberi layanan untuk menyambungkan layanan kargo udara dengan agen pengiriman barang kepada masyarakat.
Tauberes menyediakan jasa pemesanan logistik, baik itu untuk kurir, air cargo gateway dan payment.
Adapun lebih lanjut Erick mengatakan, akan mengkaji ulang aturan mengenai pembentukan anak perusahaan oleh BUMN.
Sebab, dirinya tak ingin anak perusahaan sekadar jadi sarana direksi untuk mengeruk pendapatan tambahan.
"Kemarin kalau enggak salah (direksi jadi) komisaris ada 6 perusahaan. Itu dicopot semua.
Saya musti pelajari peraturan, Keputusan Menteri bahwa pembentukan anak perusahaan, cucu perusahaan musti ada review dari kami itu alasan Kepmen," ujar dia.
Sebagai informasi, Garuda Indonesia meluncurkan aplikasi digital bernama “Tauberes” pada September 2019 lalu.
Aplikasi tersebut merupakan platform yang menghubungkan layanan kargo udara dengan agen pengiriman barang kepada masyarakat.
• 9 Tahun Kerja dan Kena PHK Sepihak di Era Ari Askhara, Mantan Pramugari Garuda: Saya Sangat Menyesal
Tauberes menyediakan jasa pemesanan Iogistik, baik itu untuk kurir, air cargo gateway, dan payment.
Direktur Utama PT Garuda Tauberes Indonesia (GTI), Albert Burhan mengatakan, Tauberes akan memiliki tiga fitur utama, yaitu Kirim Paket, Kargo Udara, dan Belanja Online.
“Dengan dilengkapi fitur tracking antar pulau yang terkoneksi dengan sistem layanan penerbangan, platform Tauberes ini akan memudahkan para pengguna jasa untuk memonitor pergerakan paket kiriman secara real time,” ucap dia.
(Kompas.com/ Akhdi Martin Pratama/ Mutia Fauzia)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Disorot Erick Thohir, Garuda Hentikan Pembentukan Anak Cucu Usaha " dan Saat Erick Thohir Geli Garuda Punya Cucu Usaha Bernama Garuda Tauberes