Trending Kedua di YouTube, Panji Petualang Nyaris Dipatok King Kobra 4,3 Meter, Irfan Hakim Histeris
Pencipta reptil Panji Petualang hampir terkena patok ular King Korba perliharaannya.
Penulis: Roifah Dzatu Azmah | Editor: mohamad yoenus
TRIBUNPAPUA.COM - Pencipta reptil Panji Petualang hampir terkena patok ular King Korba perliharaannya.
Dikutip TribunPapua.com, hal itu tampak dari unggahan vlog YouTube Panji Petualang Channel, Sabtu (15/12/2019) yang kini tengah trending nomor 2 di YouTube, pada Selasa (17/12/2019).
• Penjelasan Panji Petualang soal Banyaknya Ular Kobra Bermunculan: Sebenarnya Bukan Teror Ya
Mulanya Panji Petualang tengah mengenalkan sejumlah koleksi ularnya kepada presenter Irfan Hakim yang berkunjung ke rumahnya.
Panji mengenalkan sejumlah koleksi ularnya, dari ular berharga puluhan juta, ular Phyton sepanjang 7 meter hingga King Kobra berukuran besar.
"Ini Phytonnya jantan, ini 7 (meter), betina yang di bawah 6 meter," ujar Panji mengenalkan ke Irfan Hakim.
Panji lantas mengatakan bahwa ular Phyton miliknya itu diberikan 10 kilogram ayam seminggu sekali.
"Kalau kita ketemu di alam segede gini?," tanya Irfan Hakim.
"Wah kita bisa diterkam, bisa meninggal A'," jawab Panji Petualang.
Dijelaskannya, hal itu bisa dilihat dari ukuran kepala sang ular Phyton.
Jika kepala sang ular Phyton sebesar permukaan tangan manusia, itu berarti sang ular sanggup menelan manusia tersebut.
"Karena kalau enggak salah ukuran 8 kali lipat (mangsanya) ukuran kepalanya (ular) ya?," tanya Irfan Hakim.
Panji pun membenarkan hal tersebut.
Irfan Hakim pun tampak terkejut berulang kali.
"Jangan cari masalah sama Phyton besar," ujar Panji Petualang mengingatkan.

Panji lalu mengenalkan ular King Kobra miliknya bernama Garaga yang berukuran 4,3 meter.
Diungkapkannya, ia terinspirasi dengan nama ular King Kobra di Anime Naruto yakni milik Boruto.
Sebelum membuka kandang, Panji sempat meminta sejumlah orang untuk menjauh dan menjaga jarak.
Tampaklah Garaga yang langsung terlihat berdiri mengembangkan tudungnya tanda waspada.
Saat menenangkan Garaga, Panji berulang kali sempat dipatok olehnya.
"Garaga, eh diem," ujar Panji memerintahkan Garaga dengan jarinya.
"Lagi ngawur-ngawurnya emang dia," kata Panji.

Bahkan kepala Garaga berulang kali keluar untuk mencoba mematok Panji yang berdiri di depannya.
Irfan Hakim yang menyaksikan hal itu pun sempat terkejut menjerit.
"Eh awas lu," kata Irfan Hakim kepada kameramennya.
Panji pun berhasil menangkap kepala Garaga dan mencoba menenangkannya.
"Gua, gua bukan orang lain," bisik Panji sambil memegang Garaga miliknya dengan lembut.
Panji menjelaskan bahwa Garaga kesal lantaran tiba-tiba banyak orang yang datang.
"Terlalu banyak orang jadi dia enggak nyaman, kaget. Agak ngamuk sedikit," paparnya.
• Dihantui Suara Desisan di Atas Plafon Berhari-hari, Warga Jaktim Mengira Ada Ular Ternyata Bukan

Irfan Hakim lantas memilih berdiri di belakang Panji Petualang.
Panji mengatakan sebelumnya, Garaga sempat dibawa ke rumah Dedy Corbuzier dan tampak tenang.
"Itu karena ada cara untuk bikin dia tenang. Kalau misalkan lihat karakter aslinya bisa dilihat," kata Panji.
"Itu seram banget," kata Irfan Hakim.
Disebutkan Panji, Garaga miliknya menyantap ular Phyton yang berukuran besar untuk makananya.
Lihat videonya:
Panji Jelaskan soal Ular Bermunculan di Rumah Warga
Pecinta reptil Panji Petualang buka suara soal banyaknya kemunculan anak ular kobra di beberapa daerah, termasuk di Citayam, Bogor.
Menurut Panji Petualang, munculnya banyak anakan kobra ini dikarenakan akhir tahun ini sedang musimnya.
• Atraksi Berujung Maut, Seorang Pemuda Tewas Diduga Kena Gigit Ular Kobra
"Jadi kemarin di beberapa daerah diteror sama kobra anakan, sebenarnya bukan teror ya, memang musimnya," jelas Panji Petualang dilansir dari Youtube MALAM MALAM NET. Sabtu (14/12/2019).
Menurut Panji Petualang, saat ini memang musimnya anak-anak ular keluar.
"Di akhir tahun begini memang musimnya mereka menetas dan biasanya masal keluarnya, karena sekali bertelur memang banyak," beber Panji Petualang.
Hal itu tentu bukan tanpa sebab, mengapa anak-anak ular itu ditemukan di sekitar rumah warga.
Hal itu dikarenakan para ular itu sudah tidak memiliki habitat yang jadi tempat tinggal mereka.
"Nah yang jadi faktor atau penyebabnya yakni kerusakan habitat. Dulunya sawah, kebun, hutan, digusur jadi pemukiman, akhirnya mau ular menyesuaikan untuk tinggal di area sekitar manusia, karena tidak punya habitat lagi, ekosistemnya hilang," jelas Panji Petualang lagi.
"Emang ekosistem dia di mana?," tanya Dita.
"Di sawah harusnya, karena kobra itu adalah jenis ular yang habitatnya tidak jauh dari tempat tinggal manusia," ungkap Panji Petualang.
"Terus kenapa dia tinggal di selokan sekarang? Kan nggak kayak sawah," tanya Dita lagi penasaran.
"Kan sekarang sawahnya sudah jadi rumah," kata Panji Petualang.
"Oh iya juga ya," ujar Dita.
• Zookeeper Ini Kaget Diterkam 2 Harimau yang Dibesarkannya sejak Bayi, Saksi Lihat Detik-detiknya
Meski ukurannya masih kecil, kata Panji Petualang, ular-ular ini ternyata sudah memiliki bisa.
"Anak-anak ular ini sejak baru menetas sudah berbisa, ular kecil ini masih belajar bertahan, masih belajar apa yang harus digigit, apa yang bukan," kata dia.
Kemudian Dita mengonfirmasi adanya informasi bahwa pertolongan pertama jika digigit ular yakni dengan menyedot bisanya dengan mulut lalu dibuang.
Hal itu rupanya sangat tidak disarankan oleh Panji Petualang karena berbahaya.
"Itu sebenarnya tidak boleh, karena pas kita sedot bisa masuk ke tenggorokan, terus kalau ada sariawan atau radang, itu bisa bikin infeksi tenggorokan malah lebih bahaya," jelas Panji Petualang lagi.
"Terus kalau udah digigit gimana?," tanya Dita lagi.
"Harus di-gif, kalau misalnya orang patah tulang kan gak boleh gerak biar gak geser ke mana-mana, itu sama (kalau digigit ular) diimobilisasi namanya, jadi kalau manusia itu harus digif, jangan sampai banyak bergerak. Karena semakin banyak bergerak bisa membuat bisanya makin menyebar ke mana-mana," beber Panji Petualang.
"Terus nanti ngeluarin bisanya gimana?," tanya Dita penasaran.
"Nah bisa itu, akan netral sendiri kalau fasenya tidak sistemik, tapi fasenya lokal itu malah bisa sembuh sendiri justru tanpa harus pakai serum," kata Panji Petualang.
Seperti diwartakan sebelumnya, di Perumahan Citayam Village, Ragajaya, Kecamatan Bojonggededitemukan puluhan anakan kobra di sekita rumah warga.
Bahkan terbaru, hari ini, Sabtu (14/12/2019), kembali menemukan satu ekor anak ular kobra.
• Nyawa Puluhan Orang Hilang, Begini Rasanya Sakit Disengat Tawon Vespa: Seperti Dipukul Pakai Palu
Satu ekor anak ular kobra itu berhasil ditemukan oleh warga yang melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekaligus melakukan penyisiran pencarian induk ular kobra.
Petugas keamanan Perumahan Citayam Village, Anwar (Away) menjelaskan bahwa anak ular kobra itu ditemukan saat warga melakukan patroli keliling.
"Tadi pas kebetulan patroli, warga menemukan ular dan lapor ke saya. Kemudian langsung saya tangkap dan amankan," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com.
Anwar mengaku bahwa satu ekor anak ular kobra iti ditangkapnya di Blok H-I 1 Perumahan Citayam Village.
"Di Blok H - I 1, Saya tangkap menggunakan kayu yang ada di lokasi," jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, total penemuan anak ular kobra di Perumahan Citayam Village jumlahnya mencapai 17 ekor.
Sebagian artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Teror Anak Ular Kobra di Citayam Bogor, Panji Petualang : Memang Sedang Musimnya Menetas
(TribunPapua.com/ Roifah Dzatu Azmah) (TribunnewsBogor.com)