Ini Sosok yang Tembak Anggota Brimob seusai Salat Jumat, Ali Kalora Pemimpin Kelompok Separatis MIT
- Ini biodata Ali Kalora, pimpinan kelompok separatis Mujahidin Indonesia Timur atau MIT yang menembak anggota Brimob setelah salat jumat.
TRIBUNPAPUA.COM - Ini biodata Ali Kalora, pimpinan kelompok separatis Mujahidin Indonesia Timur atau MIT yang menembak anggota Brimob setelah salat jumat.
Seperti dilansir Wikipedia, Ali Kalora merupakan seorang militan Islam Indonesia dan merupakan pemimpin MIT menggantikan Santoso
• Baku Tembak Aparat Keamanan dengan KKB di Intan Jaya Papua, 2 Prajurit TNI Terluka Parah
Ali Kalora dan kelompoknya diduga bersembunyi di hutan belantara di sekitar Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Setelah Santoso tewas pada tanggal 18 Juli 2016, dirinya diduga menggantikan posisi Santoso sebagai pemimpin di kelompok MIT bersama dengan Basri.
Setelah Basri ditangkap oleh Satgas Tinombala, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian menetapkan Ali Kalora sebagai target utama dari Operasi Tinombala
Ali Kalora lahir di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso.
Ia memiliki seorang istri yang bernama Tini Susanti Kaduka, alias Umi Farel.

Nama "Kalora" pada namanya, diambil dari desa tempatnya dilahirkan, sehingga nama Ali Kalora seringkali digunakan di media massa.
Ali Kalora merupakan salah satu pengikut senior Santoso di kelompok Mujahidin Indonesia Timur.
Setelah kematian Daeng KorO (Salah satu figur utama dalam kelompok MIT), Ali dipercayakan untuk memimpin sebagian kelompok teroris yang sebelumnya dipimpin oleh Daeng Koro.
Faktor kedekatannya dengan Santoso dan kemampuannya dalam mengenal medan gerilya membuat ia diangkat menjadi pemimpin.
Peneliti di bidang terorisme intelijen dari Universitas Indonesia, Ridwan Habib, berpendapat bahwa Ali Kalora adalah sosok penunjuk arah dan jalan di pegunungan dan hutan Poso.
• 8 Terduga Teroris Ditangkap di Jayapura Papua
Ini karena Ali merupakan warga asli dari Desa Kalora, Poso, sehingga dirinya diyakini telah menguasai wilayah tempat tinggalnya.
Menurut Kapolda Sulawesi Tengah saat itu, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi, Ali Kalora adalah sosok radikal senior di kalangan gerilyawan di Poso.
Ia menyebut bahwa Ali Kalora berpotensi menjadi "Santoso baru" karena latar belakang pengalamannya yang cukup senior.
Meski demikian, ia yakin kekuatan gerilya di bawah kepemimpinannya tidak akan sebegitu merepotkan dibandingkan Santoso.