Reaksi Panji Petualang soal Bocah Dipatok Ular karena Tiru Videonya: Ini Saya Khawatirkan Terjadi
Pecinta reptil Panji Petualang memberikan tanggapan perihal adanya seorang anak yang nekat memgang ular karena videonya.
Penulis: Roifah Dzatu Azmah | Editor: mohamad yoenus
TRIBUNPAPUA.COM - Pecinta reptil Panji Petualang memberikan tanggapan perihal adanya seorang anak yang nekat memegang ular karena kerap melihat videonya.
Diketahui seorang bocah SD berinisial RAS (8) yang tergigit ular di bagian jari telunjuk kanannya dan harus mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Indonesia (RSUI).
• Tangan Tergigit Ular Jangan Diikat, Panji Petualang Beberkan Penanganan yang Lebih Tepat
Saat ditanya, RAS mengaku terbiasa menonton Channel Panji Petualang di YouTube.
Dikutip TribunPapua.com dari akun Instagram @panjipetualang_real, Kamis (19/12/2019), Panji lantas memposting pemberitaan ini dan kembali memberikan nasihat.
Ia menulis bahwa dirinya selalu mengimbau di videonya untuk tidak memegang ular secara langsung dengan tangan.
"Inilah kenapa saya selalu ingatkan dan menghimbau bahwa sebaiknya tidak menangkap ular dengan tangan," tulis Panji Petualang.
Hal ini ternyata juga sering dikhawatirkan oleh Panji Petualang akan terjadi.
Ia pun mendoakan dan meminta agar para orangtua bisa memberikan nasihat kepada anaknya bahwa ular bukan orangtua.
"Karena hal2 seperti ini selalu saya kawatirkan terjadi.
Semoga lekas sembuh untuk korban.
Mohon awasi anak2 dan beri nasihat bahwa ular bukan mainan," tulisnya.
• VIDEO Detik-detik Panji Petualang Nyaris Dipatok King Kobra 4,3 Meter, Reptiler: Garaga, Eh Diem

Diberitakan sebelumnya, RAS (8) dipatok ular saat akan berniat memandikan ular yang ditemukannya, dikutip TribunPapua.com dari Kompas.com, Rabu (18/12/2019).
Saat ditemui, RAS bercerita bahwa awalnya ia menemukan ualr di dekat lapangan di Sekolah Citra Negara saat pulang bermain bola bersama temannya.
Ia lantas memasukkan ke dalam botol untuk dipindahkan ke dalam toples kecil.
Saat akan memandikan ular tersebut tiba-tiba ia dipatok.
"Pas pulang main bola nemu ularnya kan dimasukan ke dalam botol terlebih dahulu terus dibawa pulang dipindahkan ke dalam toples kecil, habis itu mau dimandiin ditangkap pakai tangan eh licin terus gigit," ujar RAS (8) saat ditemui dirumahnya di Kemiri Jaya, Beji, Depok, Rabu (18/12/2019).
Dirinya mengaku mengira ular tersebut aman untuk dipegang.
• Trending Kedua di YouTube, Panji Petualang Nyaris Dipatok King Kobra 4,3 Meter, Irfan Hakim Histeris
RAS juga mengaku kerap melihat tayangan Panji Petualang yang menampilkan interaksi dengan reptil berbagai jenis.
"Iya suka nonton Panji, senang aja," Ujar RAS.
Atas hal yang menimpanya, RAS harus dirawat intensif di ruang Instalasi Care Unit (ICU) selama dua hari di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dan diberikan serum anti bisa ular usai digigit pada Minggu (15/12/2019).
Menurut Humas RSUI Kinanti, kemudian RAS langsung dibawa ke ruang Pediatric Intermediate Care Unit (PIMCU) untuk pemantauan lebih lanjut oleh dokter.
Walaupun kondisi RAS dinyatakan telah membaik dan diperbolehkan pulang, RAS harus tetap melakukan kontrol dengan dokter RSUI pada minggu depan.
Penjelasan Panji soal Ular Banyak Bermunculan
Pecinta reptil Panji Petualang buka suara soal banyaknya kemunculan anak ular kobra di beberapa daerah, termasuk di Citayam, Bogor.
Menurut Panji Petualang, munculnya banyak anakan kobra ini dikarenakan akhir tahun ini sedang musimnya.
• Atraksi Berujung Maut, Seorang Pemuda Tewas Diduga Kena Gigit Ular Kobra
"Jadi kemarin di beberapa daerah diteror sama kobra anakan, sebenarnya bukan teror ya, memang musimnya," jelas Panji Petualang dilansir dari Youtube MALAM MALAM NET. Sabtu (14/12/2019).
Menurut Panji Petualang, saat ini memang musimnya anak-anak ular keluar.
"Di akhir tahun begini memang musimnya mereka menetas dan biasanya masal keluarnya, karena sekali bertelur memang banyak," beber Panji Petualang.
Hal itu tentu bukan tanpa sebab, mengapa anak-anak ular itu ditemukan di sekitar rumah warga.
Hal itu dikarenakan para ular itu sudah tidak memiliki habitat yang jadi tempat tinggal mereka.
"Nah yang jadi faktor atau penyebabnya yakni kerusakan habitat. Dulunya sawah, kebun, hutan, digusur jadi pemukiman, akhirnya mau ular menyesuaikan untuk tinggal di area sekitar manusia, karena tidak punya habitat lagi, ekosistemnya hilang," jelas Panji Petualang lagi.
"Emang ekosistem dia di mana?," tanya Dita.
"Di sawah harusnya, karena kobra itu adalah jenis ular yang habitatnya tidak jauh dari tempat tinggal manusia," ungkap Panji Petualang.
"Terus kenapa dia tinggal di selokan sekarang? Kan nggak kayak sawah," tanya Dita lagi penasaran.
"Kan sekarang sawahnya sudah jadi rumah," kata Panji Petualang.
"Oh iya juga ya," ujar Dita.
• Zookeeper Ini Kaget Diterkam 2 Harimau yang Dibesarkannya sejak Bayi, Saksi Lihat Detik-detiknya
Meski ukurannya masih kecil, kata Panji Petualang, ular-ular ini ternyata sudah memiliki bisa.
"Anak-anak ular ini sejak baru menetas sudah berbisa, ular kecil ini masih belajar bertahan, masih belajar apa yang harus digigit, apa yang bukan," kata dia.
Kemudian Dita mengonfirmasi adanya informasi bahwa pertolongan pertama jika digigit ular yakni dengan menyedot bisanya dengan mulut lalu dibuang.
Hal itu rupanya sangat tidak disarankan oleh Panji Petualang karena berbahaya.
"Itu sebenarnya tidak boleh, karena pas kita sedot bisa masuk ke tenggorokan, terus kalau ada sariawan atau radang, itu bisa bikin infeksi tenggorokan malah lebih bahaya," jelas Panji Petualang lagi.
"Terus kalau udah digigit gimana?," tanya Dita lagi.
"Harus di-gif, kalau misalnya orang patah tulang kan gak boleh gerak biar gak geser ke mana-mana, itu sama (kalau digigit ular) diimobilisasi namanya, jadi kalau manusia itu harus digif, jangan sampai banyak bergerak. Karena semakin banyak bergerak bisa membuat bisanya makin menyebar ke mana-mana," beber Panji Petualang.
"Terus nanti ngeluarin bisanya gimana?," tanya Dita penasaran.
"Nah bisa itu, akan netral sendiri kalau fasenya tidak sistemik, tapi fasenya lokal itu malah bisa sembuh sendiri justru tanpa harus pakai serum," kata Panji Petualang.
Seperti diwartakan sebelumnya, di Perumahan Citayam Village, Ragajaya, Kecamatan Bojonggededitemukan puluhan anakan kobra di sekita rumah warga.
Bahkan terbaru, hari ini, Sabtu (14/12/2019), kembali menemukan satu ekor anak ular kobra.
• Nyawa Puluhan Orang Hilang, Begini Rasanya Sakit Disengat Tawon Vespa: Seperti Dipukul Pakai Palu
Satu ekor anak ular kobra itu berhasil ditemukan oleh warga yang melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekaligus melakukan penyisiran pencarian induk ular kobra.
Petugas keamanan Perumahan Citayam Village, Anwar (Away) menjelaskan bahwa anak ular kobra itu ditemukan saat warga melakukan patroli keliling.
"Tadi pas kebetulan patroli, warga menemukan ular dan lapor ke saya. Kemudian langsung saya tangkap dan amankan," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com.
Anwar mengaku bahwa satu ekor anak ular kobra iti ditangkapnya di Blok H-I 1 Perumahan Citayam Village.
"Di Blok H - I 1, Saya tangkap menggunakan kayu yang ada di lokasi," jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, total penemuan anak ular kobra di Perumahan Citayam Village jumlahnya mencapai 17 ekor.
Sebagian artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Teror Anak Ular Kobra di Citayam Bogor, Panji Petualang : Memang Sedang Musimnya Menetas
(TribunPapua.com/ Roifah Dzatu Azmah)(TribunnewsBogor.com)