ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kisah seorang Nenek Jaga Palang Pintu Kereta Api, Berawal saat 'Sosok Suami' Datang ke Mimpinya

Merasa terpanggil untuk menjaga keselamatan warga, maupun pengguna jalan yang setiap hari melintasi perlintasan kereta api tanpa palang pintu.

Editor: mohamad yoenus
tribunjateng/indra dwi purnomo
Kasturah (56), warga di Desa Kampil, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah yang menjadi penjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu. 

Keberadaan nenek Kasturah yang menjadi relawan penjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu ditanggapi positif oleh warga maupun pengguna jalan.

Bahkan, semua mengaku terbantu dengan aksi nenek Kasturah.

Alhasil, warga maupun pengguna jalan kerap memberikan uang sekedarnya untuk membantu bebek Kasturah.

"Adanya mbah Kasturah sangat membantu warga sekitar mas. Anak saya, kalau berangkat dan pulang sekolah sering lewati perlintasan kereta api di sini. Saya ucapkan terimakasih kepada mbah Kasturah yang sudah membatu kelancaran arus lalu lintas di perlintasan kereta api tanpa pintu," kata Safitri (30) warga sekitar.

Hal serupa diungkapkan oleh Eko (44) warga Bojong mengatakan aksi yang dilakukan Kasturah, sangat menguntungkan bagi pengendara motor yang akan melintasi di sini.

"Walaupun saya tidak asli warga sini, saya sangat diuntungkan dengan adanya nenek Kasturah."

"Harapan saya, ada palang pintu sederhana atau manual agar keselamatan warga yang melintas di sini lebih merasa aman," tambahnya. (TribunJateng.com/ Indra Dwi Purnomo)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Nenek Pekalongan Rela Menjaga Palang Kereta, Patuhi Permintaan Almarhum Suami dalam Mimpi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved