Gubernur NTT Viktor Laiskodat: Kalau Mau Menikah, Perempuan Harus Makan Kelor
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menginstruksikan masyarakat untuk menanam paling sedikit lima pohon kelor di rumah.
Kepopuleran tanaman bernama latin Moringa oleifera ini menanjak beberapa tahun terakhir.
Organisasi Pangan Dunia Food and Agriculture Organization (FAO) sempat memasukkan kelor sebagai Crop of the Month, pada 2018 .
Pangan super
Melansir buku Tanaman Kelor: Nilai Gizi, Manfaat, dan Potensi Usaha (2018) oleh F.G. Winarno, kelor termasuk satu di antara delapan mega superfood (pangan super).
Superfood merupakan pangan fungsional yang bergizi tinggi dan kaya fitokimia yang bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan.
Selain tanaman kelor, terdapat tujug mega superfood lainnya. Di antaranya ganggang chlorella, goji berry, spirulina, cokelat, wheat grass, camu camu, dan acai.
Dengan reputasinya yang sudah dipercaya sejak bertahun-tahun silam, daun kelor juga dipercaya punya segudang manfaat.
Berikut enam manfaat daun kelor untuk kesehatan yang sudah terbukti secara ilmiah. Antara lain:
Memiliki kandungan gizi yang tinggi
Menurut F.G. Winarno, daun kelor kering sebanyak 100 gram mengandung senyawa:
- Protein dua kali lebih tinggi dari yoghurt
- Vitamin A tujuh kali lebih tinggi dari wortel
- Kalium tiga kali lebih tinggi dari pisang
- Kalsium empat kali lebih tinggi dari susu
- Vitamin C tujuh kali lebih tinggi dari jeruk
Tak hanya senyawa di atas, melansir Healthline, daun kelor juga mengandung vitamin B6, zat besi, magnesium, serta riboflavin B2.
Dalam 100 gram daun kelor segar, kandungan vitamin C-nya mencukupi 157 persen kebutuhan gizi dalam sehari.
Namun, daun kelor kering atau suplemen Moringa oleifera nutrisinya tidak sebesar daun kelor segar.
Selain itu, daun kelor juga memiliki sisi negatif yakni memiliki kadar antinutrien yang tinggi.
Konsumsi yang berlebihan dapat mengurangi penyerapan mineral dan protein.