Soal Kasus Sopir Truk Tewas Diamuk Massa di Depan Polisi, Kapolda Papua: Tak Gampang Mengungkapnya
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, pengungkapan kasus tewasnya sopir truk, Yus Yunus, di Dogiyai, Papua, cukup sulit.
TRIBUNPAPUA.COM - Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, pengungkapan kasus tewasnya sopir truk, Yus Yunus, di Dogiyai, Papua, cukup sulit.
Ini karena tidak ada permukiman warga di lokasi kejadian, sehingga minim saksi.
• Kapolda Sebut Kasus Sopir Truk Tewas Diamuk Massa di Papua Sulit Diungkap, Ini Alasannya
"Tidak gampang untuk mengungkap pelakunya karena daerah itu daerah kosong, tidak ada permukiman. Jadi itu perlu waktu. Saya harap saudara-saudara kita yang ada di mana-mana sabar dulu karena untuk membuktikan ini memerlukan sebuah proses," kata dia di Jayapura, Selasa (3/3/2020).
Waterpauw mengatakan, saat ini tujuh polisi yang berada di lokasi kejadian sudah ditarik ke Nabire dan kini diperiksa oleh Propam.
"Anggota kita yang sudah berusaha tapi dianggap lalai, semacam pembiaran, kan opini yang terbentuk begitu. Sekarang Wakapolsek dan anggota semua sudah kita tarik ke Nabire dan kita ganti. Sekarang Propam sedang menangani mereka, total tujuh orang," kata Waterpauw.
Sebelumnya diberitakan, Yus Yunus, sopir truk asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat, tewas diamuk massa di hadapan polisi bersenjata, Minggu (23/2/2020).
Awalnya, Yunus tewas dipukuli massa diduga karena masalah babi. Yunus dituduh menabrak babi milik warga di Kabupaten Dogiyai, Papua.
Namun, penyebab sebenarnya adalah Yunus tewas dipukuli karena warga menuduh Yunus menabrak seorang warga setempat bernama Demianus.
Fakta Kronologi Sopir Diamuk Massa
Kasus tewasnya sopir truk bernama Yus Yunus (26), warga asal Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Selatan, yang tewas dihakimi massa di depan polisi di Jalan Trans Nabire, Papua, Minggu (23/2/2020) lalu, berbuntut panjang.