ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sejarah Pemutih Baju untuk Disinfektan, Kini Diburu Warga sebagai Cara Usir Virus Corona

Menggunakan disinfektan menjadi salah satu cara untuk mencegah penularan Virus Corona (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19.

(Tribunbatam.id/bereslumbantobing)
Ilustrasi - Warga Negara Indonesia (WNI) dari Kota Wuhan, Hubei, China yang tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, disemprot disinfektan, pada Minggu (9/1/2020). 

TRIBUNPAPUA.COM - Menggunakan disinfektan menjadi salah satu cara untuk mencegah penularan Virus Corona (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19.

Dengan kandungan bahan aktif pembunuh kuman di beberapa produk rumah tangga, Anda bisa membuat disinfektan sendiri dengan melarutkan produk menggunakan air.

Salah satu produk rumah tangga yang bisa digunakan sebagai disinfektan adalah pemutih pakaian (bleach).

Sejarah pemutih pakaian

Aktivitas memutihkan pakaian telah dikenal oleh bangsa Mesir pada 5.000 SM. Dua ribu tahun kemudian, aktivitas memutihkan pakaian dilakukan oleh orang Eropa menggunakan abu dari kayu yang dicampur menggunakan air.

Pada tahun 1.000-1.200 masehi, orang Belanda menjadi pakar dalam hal mencuci pakaian. Mereka mencampurkan susu basi dalam larutan abu kayu tersebut.

Namun, proses memutihkan pakaian pada masa itu butuh waktu lama yaitu lebih dari 12 jam.

Miliki 519 Kasus Corona, India Lockdown Total 1,3 Miliar Warganya dalam Tiga Pekan

Pada 1772, ahli kimia kelahiran Jerman Karl Wilhelm Scheele adalah orang pertama yang menemukan klorin (chlorine), yang menjadi bahan utama pemutih pakaian dalam produk rumah tangga modern.

Dua puluh tahun kemudian, ilmuwan Perancis bernama Claude Louis Berthollet menemukan bahwa klorin yang dicampur dengan kalium karbonat menjadi pemutih baju yang sangat ampuh.

Sampai akhirnya pada 1897, Sears Roebuck & Co menjadi perusahaan pertama yang memasarkan pemutih pakaian.

Mereka memasukkan lima produk dalam katalog: ammonia, borax, lye, blueing, dan dry blueing.

Dua produk terakhir menggunakan bahan dasar dari tanaman, terutama indigo, untuk membuat pakaian lebih putih atau kebiruan.

Pemutih pakaian sebagai disinfektan

Kegunaan klorin dalam pemutih pakaian sebagai disinfektan pertama kali dilakukan di Austria pada 1847. Para staf di Vienna General Hospital mulai menggunakan pemutih untuk menghalau “childbed fever”, infeksi parah yang menewaskan banyak wanita usai melahirkan.

Pemutih pakaian kerap digunakan di rumah sakit semenjak itu.

Pada 1913, The Electro-Alkaline Co. yang berlokasi di California adalah perusahaan pertama pembuat sodium hypochlorite bleach.

Perusahaan tersebut menyadari kegunaan pemutih sebagai disinfektan selain memutihkan pakaian.

Mereka pun menjual produk-produk tersebut hanya pada perusahaan laundry besar dan perusahaan air.

Pada 1922, perusahaan The Electro-Alkaline Co berubah nama menjadi Clorox Chemical (sekarang The Clorox Co.) Kini, perusahaan tersebut identik dengan produk pemutih pakaian yang digunakan di berbagai belahan dunia.

Bukan Anggota DPR, Jokowi Sebut 3 Kategori Ini yang Diprioritaskan Ikuti Rapid Test Virus Corona

Cara kerjanya

Cara kerja pemutih pakaian sebagai disinfektan hampir sama dengan alkohol.

Kandungan dalam pemutih pakaian akan mengurai protein pada bakteri sehingga mematikan bakteri tersebut.

Pemutih pakaian juga merupakan disinfektan yang serbaguna.

Kandungannya membunuh hampir semua bakteri patogen, termasuk norovirus dan C. difficile juga spora.

The Center for Disease Prevention and Control (CDC) merekomendasikan untuk mencampur pemutih pakaian dengan air pada perbandingan 1:10.

Mengutip situs resmi World Health Organization (WHO), Selasa (24/3/2020), klorin merupakan disinfektan terbaik untuk membunuh Virus H5N1 (Avian Influenza).

Ada dua alasan klorin baik digunakan sebagai disinfektan.

Pertama, produk rumah tangga berbahan dasar klorin (termasuk pemutih pakaian) dengan mudah ditemukan di negara-negara berkembang.

Kedua, klorin adalah senyawa yang aman digunakan di laboratorium untuk aktivitas PCR, karena klorin memisahkan nucleic acid.

Beberapa disinfektan lain seperti quaternary ammonium compound dan alcohol precipitate nucleic acid bisa menimbulkan hasil yang keliru dalam tes PCR.

Puluhan Warga DIY Disemprot Disinfektan dan Diminta Isolasi Mandiri Pasca-Hadiri Hajatan di Jakarta

Rumah sakit di dunia menggunakan pemutih pakaian dan beragam jenis disinfektan lain untuk membunuh kuman.

Sementara itu, jika berada di rumah, beberapa produk pemutih pakaian ini bisa digunakan untuk disinfektan:

1. Bayclin Lemon

Bahan aktif: Sodium hypochlorite 5.25%
Cara pengenceran: 20 ml per 1 liter air

2. Bayclin Regular

Bahan aktif: Sodium hypochlorite 5.25%

3. Proclin Pemutih

Bahan aktif: Sodium hypochlorite 5.25%
Cara pengenceran: 20 ml per 1 liter air

4. Soklin pemutih

Bahan aktif: Sodium hypochlorite (5.25%)
Cara pengenceran: 20 ml per 1 liter air

(Kompas.com/  Sri Anindiati Nursastri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penemuan yang Mengubah Dunia: Pemutih Baju sebagai Disinfektan"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved