Virus Corona
Dekan FK UI Sebut Imbauan Jokowi untuk Cegah Corona Tak Efektif: Kondisi yang Memang Mencemaskan
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Prof Ari Fahrial Syam terus terang mengkritik imbauan yang disampaikan Presiden Joko Widodo
"Jadi hasil evaluasi dari teman-teman mengenai angka kematian ini adalah terlambatnya pasien datang ke rumah sakit,' sambungnya.
Melihat kondisi tersebut, Ari lantas menilai imbauan Jokowi soal social distancing tak efektif untuk menekan penularan Virus Corona.
"Jadi imbauan Pak Presiden sudah disampaikan 10 hari yang lalu, tampaknya ya tidak efektif," tukasnya.
• Meski Miliki 53.000 kasus Corona, New York Batal Di-lockdown Trump Agar Keuangan Tak Hancur
Simak video berikut ini menit ke-14.37:
Komentar Mahfud MD
Pada kesempatan itu, sebelumnya Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD angkat bicara soal berbagai sorotan yang meminta pemerintah segera lockdown akibat wabah Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, soal lockdown, Mahfud MD menyatakan banyak masyarakat kalangan bawah yang merasa keberatan.
Karena itu, Mahfud MD menyebut pemerintah kini tengah menyiapkan Peraturan Pemerintah (PP) soal Karantina Wilayah akibat wabah Virus Corona.
• Ada yang Pulang Kampung di Tengah Wabah Corona, Bupati Sumenep Cegat Perantau yang Pulang
Pernyataan tersebut disampaikan Mahfud MD melalui sambungan telepon dalam saluran YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (28/3/2020).
"Ini rancangan peraturan pemerintahnya itu sekarang sedang disiapkan," ujar Mahfud MD.
"Nah itu yang mungkin diperlukan dalam waktu dekat ini untuk dikeluarkan."
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menjelaskan, wacana soal lockdown itu justru menimbulkan kekhawatiran masyarakat.
Terutama, untuk masyarakat kalangan bawah.
"Karena nyatanya sekarang karena kepanikan yang luar biasa, di tengah masyarakat terjadi kontrovesi apakah lockdown perlu atau tidak," kata Mahfud.
"Kelas menengah ke atas menyerukan lockdown, tapi orang-orang di tingkat bawah pada menangis tadi."
Menurut dia, banyak masyarakat kalangan bawah yang bahkan perekonomiannya semakin sulit meskipun pemerintah belum menerapkan lockdown.
"Saya mendengar ada sopir, ojek dan sebagainya 'Gimana pak, saya ini dalam keadaan belum lockdown saja tidak ada orang naik, dapat jatah makan satu bungkus dari kantor'," kata Mahfud.