ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Virus Corona

Wuhan Akhirnya Buka Lockdown sejak Virus Corona Mewabah, Begini Rakyat China Merayakannya

Lockdown di China akibat Virus Corona Covid-19 telah berakhir. Tidak ada kasus Virus Corona terbaru yang dilaporkan di negara tersebut.

(CCTV via Sky News)
Media China CCTV 13 menayangkan momen ketika salah satu gedung menggelar pertunjukan lampu untuk menandai berakhirnya lockdown di Wuhan karena wabah virus corona, Rabu (8/4/2020). 

TRIBUNPAPUA.COM - Lockdown di China akibat Virus Corona Covid-19 telah berakhir.

Dan hingga Selasa (7/4/2020), tidak ada kasus Virus Corona terbaru yang dilaporkan di negara tersebut.

Setelah 11 minggu, tepatnya, 76 hari lockdown diberlakukan, pemerintah China mengizinkan warga Wuhan untuk bepergian keluar-masuk kota.

Mulai Rabu (8/4/2020), 11 juta penduduk kota diizinkan untuk pergi tanpa izin khusus.

Warga diizinkan bepergian selama aplikasi pelacakan data dan pengawasan pemerintah menunjukkan mereka sehat dan belum melakukan kontak dengan siapa pun yang dikonfirmasi memiliki Virus.

 

Dilansir Time.com, warga merayakan kebebasan mereka pada Rabu tengah malam tadi.

Acara ditandai dengan pertunjukan cahaya di kedua sisi sungai Yangtze.

Situasi Ekuador saat Wabah Corona, Kewalahan hingga Jasad Pasien Covid-19 Disimpan di Kontainer

Gedung pencakar langit dan jembatan menampilkan gambar animasi petugas medis yang membantu pasien.

Kata-kata pun ditampilkan, bertuliskan "kota heroik", sebuah gelar yang dianugerahkan di Wuhan oleh presiden China, Xi Jinping.

Presiden Cina Xi Jinping mengunjungi penduduk di Wuhan, kota di provinsi Hubei tempat wabah koronavirus muncul.
Presiden Cina Xi Jinping mengunjungi penduduk di Wuhan, kota di provinsi Hubei tempat wabah koronavirus muncul. (Xinhua)

Di sepanjang tanggul dan jembatan, warga melambai-lambaikan bendera.

Mereka meneriakkan, "Ayo, Wuhan!" dan menyanyikan lagu kebangsaan China.

Arus lalu lintas bergerak cepat melalui jembatan, terowongan, dan pintu tol yang baru dibuka kembali.

Ratusan orang kembali menunggu kereta dan penerbangan ke luar kota.

Sebelumnya, Sekretaris Partai sekaligus pejabat tertinggi kota Wuhan, Wang Zhonglin, memeriksa bandara dan stasiun kereta api di Wuhan pada Senin (6/4/2020) lalu, untuk mempersiapkan berakhirnya lockdown.

Tujuannya, untuk memastikan kota siap dibuka kembali.

Viral Video Tangisan Pilu Pegawai Ramayana Di-PHK Massal, Dampak Mewabahnya Virus Corona

Tiongkok memberikan penghormatan untuk korban wabah virus corona dengan mengheningkan cipta selama tiga menit.
Hari penghormatan tersebut diumumkan di China pada Sabtu (4/4/2020) untuk menghormati lebih dari 3.300 orang meninggal karena Covid-19.
Tiongkok memberikan penghormatan untuk korban wabah virus corona dengan mengheningkan cipta selama tiga menit. Hari penghormatan tersebut diumumkan di China pada Sabtu (4/4/2020) untuk menghormati lebih dari 3.300 orang meninggal karena Covid-19. (BBC)

"Kota harus menegakkan pencegahan sembari menjaga keamanan dan ketertiban, serta jaminan stabilitas," kata Wang.

Wang menambahkan, misinya satu, yakni untuk memastikan epidemi tidak muncul kembali.

Sementara itu, dalam sebuah tajuk rencana, unggulan Partai Komunis, pemilik surat kabar People's Daily, memperingatkan agar warga Wuhan tidak terlalu cepat merayakan kebebasan.

"Hari ini telah lama dinantikan orang-orang, dan itu membuat bersemangat. Namun, hari ini tidak menandai kemenangan akhir," tulisnya dalam People's Daily.

"Pada saat ini, kita masih perlu mengingatkan diri. Wuhan sekarang memang sudah bebas dari pemblokiran, kita bisa senang karena itu, tetapi kita tidak boleh santai," tambahnya.

Viral Video Rekaman Suara Virus Corona Disulap Jadi Alunan Musik, Ini Kata Peneliti

Foto diambil pada Rabu, 23 Maret 2020 menunjukkan penduduk bersorak saat anggota tim bantuan medis dari Chongqing berangkat untuk pulang setelah membantu upaya pemulihan virus corona atau COVID-19 di daerah Yunmeng, di kota Xiaogan di Provinsi Hubei, China Tengah. China pada 24 Maret 2020 mengumumkan bahwa lockdown terhadap lebih dari 50 juta orang di Provinsi Hubei akan dicabut.
Foto diambil pada Rabu, 23 Maret 2020 menunjukkan penduduk bersorak saat anggota tim bantuan medis dari Chongqing berangkat untuk pulang setelah membantu upaya pemulihan virus corona atau COVID-19 di daerah Yunmeng, di kota Xiaogan di Provinsi Hubei, China Tengah. China pada 24 Maret 2020 mengumumkan bahwa lockdown terhadap lebih dari 50 juta orang di Provinsi Hubei akan dicabut. (STR/AFP)

Untuk mengantisipasi itu, tim SWAT telah berpatroli di luar stasiun kereta api kota Hankou dengan mengenakan pakaian hazmat putih.

Para penjaga mengawasi keamanan di setiap pintu masuk.

Tiket kereta api dari Wuhan ke kota-kota di seluruh China mulai diiklankan kembali di papan iklan elektronik.

Perekonomian pun mencoba bangkit.

Pabrik-pabrik besar telah memulai kembali produksi.

Namun, usaha kecil dan menengah masih tertatih-tatih, karena kurangnya pekerja maupun permintaan.

Menurut keterangan pemerintah kota, langkah-langkah sedang dilakukan untuk menghidupkan kembali perekonomian, termasuk 'membayar' 20 miliar yuan (hampir Rp 46 triliun) pinjaman.

Merunut Kembali 76 Hari Lockdown

China memberlakukan lockdown, dari dan ke Wuhan, mulai 23 Januari 2020.

Pengumuman pemblokiran disiarkan pada tengah malam.

Nekat Makan Bersama saat Ada yang Terinfeksi, 40 Tenaga Medis Magang di Jepang Positif Virus Corona

Pada hari-hari berikutnya, lockdown diperluas ke sebagian besar provinsi.

Layanan kereta api dan penerbangan dibatalkan.

Pos pemeriksaan didirikan di jalan menuju provinsi pusat.

Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan.
Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan. (AFP/HECTOR RETAMAL)

Selama lockdown 76 hari, warga Wuhan diizinkan keluar rumah hanya untuk membeli makanan atau menghadiri tugas-tugas yang dianggap sangat darurat.

Beberapa warga diizinkan keluar kota.

Dengan syarat, mereka memiliki dokumen yang menunjukkan bahwa mereka tidak mempunyai risiko kesehatan.

Bagi yang akan keluar kota, mereka juga perlu memiliki surat pernyataan tentang ke mana mereka pergi dan mengapa.

Dalam beberapa kasus, otoritas China 'membuat' masalah teknis, seperti kehilangan cap untuk dokumen, agar warga gagal ke luar kota.

Update Virus Corona di Papua: 31 Orang Positif, 5 Sembuh dan 4 Meninggal Duniaa

Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 beraktivitas saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru.
Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 beraktivitas saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru. (AFP/STR/CHINA OUT)

Penduduk bagian lain Hubei diizinkan meninggalkan provinsi mulai sekitar tiga minggu lalu.

Asalkan, mereka dapat memastikan kondisi kesehatan mereka baik.

Langkah-langkah pencegahan seperti mengenakan masker, pemeriksaan suhu, dan membatasi akses ke perumahan-perumahan akan tetap diberlakukan di Wuhan, yang merupakan ibu kota Hubei.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Warga Wuhan Rayakan Kebebasannya Setelah 76 Hari Lockdown

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved