ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Virus Corona

Soal Kemungkinan Pasien Corona yang Sembuh Terinfeksi Kembali, WHO: Kami Tak Memiliki Jawaban

Pejabat Badan Kesehatan Dunia ( WHO) mengatakan, tidak semua orang yang pulih dari Virus Corona punya antibodi untuk melawan infeksi kedua.

Editor: mohamad yoenus
YONHAP/AFP
Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang suspect pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat. 

TRIBUNPAPUA.COM - Pejabat Badan Kesehatan Dunia ( WHO) mengatakan, tidak semua orang yang pulih dari Virus Corona punya antibodi untuk melawan infeksi kedua.

Temuan ini meningkatkan kekhawatiran bahwa pasien yang sembuh mungkin tidak mengembangkan kekebalan dari Covid-19.

"Sehubungan dengan pemulihan dan infeksi ulang, saya yakin kami tidak memiliki jawaban untuk itu. Itu tidak diketahui," kata Dr Mike Ryan. dikutip dari CNBC.

Direktur eksekutif program kedaruratan WHO tersebut mengatakannya pada konferensi pers di Jenewa, kantor pusat WHO, pada Senin (13/4/2020).

Sebuah studi pendahuluan terhadap pasien di Shanghai menemukan bahwa beberapa pasien "tidak memiliki respons antibodi yang terdeteksi", sementara yang lain memiliki respons yang sangat tinggi.

Pendapat tersebut diucapkan oleh Dr Maria Van Kerkhove, ilmuwan utama WHO pada Covid-19.

Apakah pasien yang memiliki respons antibodi yang kuat kebal terhadap infeksi kedua adalah "pertanyaan terpisah," tambahnya.

Dinkes Telat Seminggu Beritahu, Jenazah Positif Corona Dikubur Tanpa SOP hingga Warga Tahlilan

Lebih dari 440.000 orang dari 1,9 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia telah pulih. Namun, WHO menekankan mereka butuh lebih banyak data dari pasien sembuh untuk mempelajari tanggapan antibodi mereka, apakah memberi kekebalan dan untuk berapa lama.

"Itu adalah sesuatu yang benar-benar perlu kita pahami lebih baik seperti apa tanggapan antibodi dalam hal kekebalan," kata Van Kerkhove, masih dikutip dari sumber yang sama.

Ryan mengatakan, ada pertanyaan apakah virus dapat aktif lagi setelah pasien pulih dan negatif Covid-19.

"Ada banyak alasan mengapa kita mungkin melihat reaktivasi infeksi, baik dengan infeksi yang sama atau agen infeksi lain," terangnya.

Secara umum, "ada banyak situasi dalam infeksi virus di mana seseorang tidak menghapus virus sepenuhnya dari sistem mereka."

Dr Mike Ryan melanjutkan, beberapa pasien juga dapat menghapus infeksi utama tetapi mengembangkan infeksi bakteri sekunder.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan, mereka sedang mengembangkan tes untuk mendeteksi keberadaan antibodi Virus Corona untuk menentukan, apakah seseorang bisa kebal terhadap penyakit tersebut.

Viral Warga Manado Mandi Massal di Laut, Klaim untuk Cegah Corona, Kasatpol PP: Ngotot Tak Mau Bubar

Sementara tes semacam itu dapat menentukan siapa yang telah terpapar virus, tidak jelas apakah dapat mengidentifikasi mereka yang kebal terhadap infeksi ulang, menurut WHO.

Pada Senin (13/4/2020) pejabat WHO juga memperingatkan, agar tidak mencabut physical distancing dan membuka kembali perekonomian.

Para pemimpin di AS termasuk Presiden Donald Trump dan Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan, mereka berencana menggerakkan lagi perekonomian segera setelah aman melakukannya.

"Sementara Covid-19 meningkat sangat cepat, ia turunnya melambat. Dengan kata lain, jalan turun jauh lebih lambat daripada naik," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan, di kantor pusat Jenewa, Senin.

"Itu berarti kebijakan harus dicabut perlahan-lahan dan dengan kontrol. Tidak bisa langsung."

1.509 Orang Meninggal Dunia di AS karena Virus Corona dalam 24 Jam Terkahir

Tedros lalu menguraikan daftar periksa untuk negara-negara yang harus dipertimbangkan, sebelum mereka mencabut physical distancing:
  • Penularan virus harus dikendalikan.
  • Sistem pengawasan harus tersedia untuk mendeteksi, mengisolasi, dan merawat pasien.
  • Wabah di rumah sakit dan panti jompo harus diminimalkan.
  • Langkah-langkah pencegahan di lokasi-lokasi penting seperti sekolah dan tempat kerja harus ada.
  • Risiko kasus impor dari luar negeri harus terkendali.

(Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul WHO: Tidak Diketahui Pasien Sembuh Corona Kebal Infeksi Kedua atau Tidak

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved