ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Ribuan Warga Intan Jaya Mengungsi karena Takut KKB, Pemprov Papua: Kami akan Turunkan Tim

Warga dari empat kampung yang ada di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, berjumlah seribuan orang mengungsi.

(Istimewa)
Warga dari Kampung Mamba, Distrik Sugapa, hendak mengungsi ke Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai, Intan Jaya, Papua, Senin (15/2/2021) 

TRIBUNPAPUA.COM - Warga dari empat kampung yang ada di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, berjumlah seribuan orang mengungsi di Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai.

Mereka mengungsi karena takut menjadi korban dari konflik bersenjata antara aparat keamanan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Merespon hal tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengaku bila hingga kini mereka kesulitan mendapat data pengungsi karena komunikasi terputus.

"Untuk masalah bencana sosial di Intan Jaya, kami sejak November 2020 kami sudah ada komunikasi dengan pemerintah daerah di sana. Kami sudah meminta mereka menyurat agar itu menjadi dasar untuk kami bertindak. Memang kami tidak bisa ke sana karena penerbangan terbatas," ujar Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua, Ribka Haluk, di Jayapura, Rabu (17/2/2021).

Baca juga: Kirim 100 Personel Brimob ke Papua untuk Bantu Tangani KKB, Kapolda Jambi: Hati-hati dalam Bertugas

"Sampai hari ini data yang kami minta, baik dari dinas maupun gereja, belum ada, jadi mungkin kami akan turunkan tim mengingat pengungsi semakin banyak," sambung dia.

Ribka mengaku, saat ini ia belum mendapat informasi terbaru mengenai kondisi pengungsian di Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai.

Hal tersebut dikarenakan jaringan komunikasi di Sugapa saat ini tidak dapat diakses.

"Kondisi saat ini pengungsian di Sugapa memang belum terpantau oleh kami karena pesawat terbatas dan komunikasi juga tidak bisa," kata dia.

Menurut dia, Pemprov Papua telah mendorong Bupati melalui Kepala Dinas Sosial Intan Jaya untuk menetapkan status tanggap darurat bencana sosial.

Bahkan, ia mengaku telah memberikan draf surat keputusannya kepada Kepala Dinas Sosial Intan Jaya.

Hanya saja hingga kini hal tersebut belum terealisasi.

Baca juga: 2 dari 3 KKB yang Ditembak Mati TNI Ikut Tanda Tangani Deklarasi Perang yang Ditujukan pada Aparat

"Kami sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Sosial Intan Jaya, tapi karena merasa terancam katanya dia sudah mengungsi ke kampung. Sebelum kami turun saya minta SK tanggap darurat dari bupati, dan itu sesuai aturan memang begitu, atas dasar itu kami bisa keluarkan beras cadangan pemerintah untuk bantuan kepada para pengungsi dan bahan pangan lain," kata Ribka.

Keuskupan Timika sejak 13 Februari 2021 telah mengeluarkan surat permohonan bantuan yang ditujukan kepada pastor paroki, dewan paroki dan umat paroki.

Dalam surat yang ditandatangani oleh Adminstator Diosesan Keuskupan Timika, P Marthen Kuayo, dijelaskan bila akibat konflik bersenjata di Intan Jaya, masyarakat ketakutan dan memilih mengungsi di Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai.

Bahkan, disebutkan juga bila sudah ada beberapa warga Intan Jaya yang mengungsi hingga ke Paroki St Antonius, Bumiwonorejo, Nabire.

Diberitakan sebelumnya, warga yang mengungsi di Kabupaten Intan Jaya terus bertambah. Sampai Senin (15/2/2021), jumlahnya telah mencapai sekitar 1.000 orang.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seribuan Warga Intan Jaya Mengungsi, Ini Tanggapan Pemprov Papua"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved