Kontras Khawatir Pelabelan KKB sebagai Teroris Berdampak Psiko-Sosial ke Masyarakat Papua
Kontras khawatir wacana pemerintah tentang pelabelan KKB sebagai organisasi terorisme akan berdampak psiko-sosial pada masyarakat Papua.
TRIBUN-PAPUA.COM - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) khawatir wacana pemerintah tentang pelabelan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua sebagai organisasi terorisme akan berdampak psiko-sosial pada masyarakat Papua.
Sebab, tidak menutup kemungkinan pelabelan serupa akan dialami oleh orang Papua yang berada di daerah perantauan.
"Dampak pelabelan teroris terhadap TPN-OPM (KKB) cepat atau lambat juga akan membawa dampak psiko-sosial di masyarakat. Orang yang berasal dari Papua yang menetap di daerah lain di Indonesia juga berpotensi dilabeli sebagai teroris oleh masyarakat setempat," ujar Koordinator Kontras Fatia Maulidiyanti, melalui keterangan tertulis, Kamis (8/4/2021).
Fatia mengatakan, pemerintah seharusnya belajar dari beberapa peristiwa kekerasan yang pernah terjadi.
Misalnya, peristiwa rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Yogyakarta dan Surabaya pada 2019.
Baca juga: Kritik Wacana Pelabelan KKB sebagai Organisasi Terorisme, Kontras Singgung Pendekatan Militeristik

Peristiwa tersebut telah menimbulkan gejolak sosial, terutama bagi masyarakat Papua.
Menurut Fatia, wacana redefinisi KKB sebagai teroris justru akan membuat situasi di Papua semakin memburuk.
Ia juga menilai, wacana mengelompokkan KKB dalam klasifikasi organisasi teroris adalah langkah yang terburu-buru serta berpotensi abuse of power.
"Kami melihat wacana tersebut hanya menjadi celah bagi negara untuk melegitimasi langkah TNI dalam keamanan domestik melalui UU Terorisme yang berakibat pada makin buruknya situasi di Papua," kata Fatia.
Untuk itu, Kontras mendesak pemerintah supaya melakukan pendekatan humanis dalam menyelesaikan konflik di Papua.