KKB Papua
KKB Papua Dilabeli Teroris, LIPI: Alih-alih Selesaikan Konflik, Ini justru Picu Eskalasi Kekerasan
LIPI menilai status "teroris" bagi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua memberikan efek yang buruk kepada Orang Asli Papua (OAP)
TRIBUN-PAPUA.COM - Koordinator Klaster Riset Konflik, Pertahanan, dan Keamanan di Pusat Penelitian Politik (LIPI) Muhammad Haripin menilai status "teroris" bagi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua memberikan efek yang buruk kepada Orang Asli Papua (OAP).
Selain itu ia menilai pelabelan tersebut juga harus diperkuat oleh telaah sosial-politik yang mendalam terkait dampak dari pelabelan tersebut.
Hal tersebut disampaikannya ketika membacakan poin ketiga pernyataan pers pihaknya berjudul "Menanti Perdamaian di Papua: Urgensi Penghentian Kekerasan" untuk menyikapi perkembangan situasi keamanan di Papua belakangan ini.
Baca juga: 100 Warga di Puncak Berlindung di Kantor Bupati, Kapolda Papua: Mereka Takut Jadi Sasaran Tembak KKB
"Penggunaan istilah tersebut akan memperburuk dampak psikologis, stigmatisasi, dan diskriminasi terhadap orang Papua. Alih-alih menyelesaikan konflik, pelabelan 'teroris' justru berpotensi memicu eskalasi kekerasan dan menghambat proses perdamaian di Papua," kata Haripin secara virtual pada Kamis (6/5/2021).
Klaster Riset Konflik, Pertahanan, dan Keamanan terdiri atas peneliti di Pusat Penelitian Politik LIPI yang setiap hari bergelut dengan isu-isu pertahanan dan keamanan.
Peneliti di klaster tersebut terdiri dari berbagai macam latar belakang di antaranya studi ilmu politik, ilmu hubungan internasional, studi resolusi konflik, dan sebagainya.
"Kami sebagai kelompok kecil sebetulnya di P2P LIPI merasa ada kebutuhan untuk menyatakan sikap kami sebagai peneliti, sebagai bagian dari komunitas epistemik terkait perkembangan di Papua," kata Haripin.
Berita tentang KKB Papua
(*)