Ditemukan 4 Makam Suku Kalang di Nganjuk, Ahli Sejarah Sebut Satu Ras dengan Dani dan Asmat di Papua
Disparporabud Kabupaten Nganjuk, juga telah memastikan bahwa empat makam tersebut adalah makam Suku Kalang.
TRIBUN-PAPUA.COM – Pengajar di Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Baha’ Uddin menjelaskan, nenek moyang Suku Kalang berasal dari Tonkin, tepatnya dari Bacson-Hoabinh Vietnam.
Diketahui sebelumnya, ditemukan empat makam Suku Kalang di Pemakaman Gondang Timur, Desa Gondang, Pace, Nganjuk, Jawa Timur, yang satu di antaranya bernisan Lingga.
Dinas Pariwisata, Kepemudaan, Olahraga, dan Kebudayaan (Disparporabud) Kabupaten Nganjuk, juga telah memastikan bahwa empat makam tersebut adalah makam Suku Kalang.
Baca juga: Minta Aparat Tak Segan Ambil Tindakan Tegas pada KKB, Mahfud MD: Melindungi Masyarakat agar Aman
Lantas, Siapakah Suku Kalang?
“Mereka kemudian dikenal dengan bangsa Melanesoid (ras Negroid) yang mengembangkan kebudayaan batu madya. Kelompok inilah yang diduga merupakan nenek moyang dari Wong Kalang di Jawa, Dani dan Asmat di Papua,” jelas Baha’ kepada Kompas.com, Minggu (13/6/2021).

Baca juga: Minta Aparat Tak Segan Ambil Tindakan Tegas pada KKB, Mahfud MD: Melindungi Masyarakat agar Aman
Baca juga: Masih Aktif, Senjata Api sempat Disembunyikan Warga Sorong di Dalam Tanah sebelum Diberikan pada TNI
Kalangan arkeolog berdasar pada penelitian di Bojonegoro, lanjut Baha', mempercayai orang-orang Kalang mempunyai hubungan erat dengan orang Negrito di Filipina dan orang Semang di Malaysia.
Namun dalam perkembangannya, keberadaan Suku Kalang di Jawa terdesak dengan migrasinya orang Melayu Austronesia (Proto Melayu dan Deutro Melayu) ke wilayah Nusantara. Suku Kalang akhirnya menyingkir ke pinggir hutan.
Proto Melayu merupakan nenek moyang orang Toraja, Sasak, Dayak, Nias, dan Kudu.
Sedangkan Deutro Melayu merupakan nenek moyang orang Jawa, Bali, Sunda, Minang, Bugis, Makassar, dan lainnya.
“Jadi secara kronologis, mereka ini (Suku Kalang) sudah ada di Nusantara dan Jawa terlebih dahulu dibandingkan dengan ras Austronesia, nenek moyang orang Jawa,” ungkap Baha’.
Nah, keberadaan Suku Kalang makin tersisih pada masa Kerajaan Hindu-Budha di Nusantara.
Pada masa itu Suku Kalang menyingkir ke pinggir dan tengah hutan, tujuannya untuk mempertahankan eksistensi kebudayaannya.
“Jadi mereka mempertahankan diri. Karena mereka tidak mau di-hindu-kan itu sebenarnya... Menurut pandangan saya, mereka (menyingkir) karena mempertahankan eksistensi komunitas mereka dalam kebudayaan mereka,” ucap Baha’.
Baca juga: Video Viral Kasus Penipuan Berkedok Resto Terkenal di Aplikasi Ojol, Makanan Datang Tak Sesuai
Menurut Baha’, keturunan Suku Kalang hingga kini masih eksis di Jawa.