ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

PAPUA TERKINI

Gubernur Lukas Enembe dan Problema Berat Memimpin Papua Periode Kedua

Catatan editorial Tribun-Papua.com sepekan. Gubernur Papua Lukas Enembe dan tantangan Papua mensukseskan PON XX 2021 di tengah polemik terkini.

Papua.go.id
Gubernur Papua Lukas Enembe 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Paul Manahara Tambunan

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Kembalinya Gubernur Papua Lukas Enembe ke Indonesia, memberi sinyal bagi masyarakat bahwa tantangan terberat memimpin Papua akan dimulai. 

Pekerjaan rumah tangga telah menumpuk, semenjak Enembe terbang ke Singapura untuk keperluan pengobatan, medio Mei 2021.

Lewat juru bicaranya, Enembe mengumumkan dirinya telah tiba di Jakarta pada Kamis (1/7/2021) petang.

Namun, belum disampaikan kapan dirinya pulang ke ibu kota Provinsi Papua, Kota Jayapura.

"Gubernur Papua, Bapak Lukas Enembe telah tiba di Tanah Air hari ini (1/7/2021), pada pukul 18.05 WIB menggunakan maskapai Singapore Airlines (SQ 964) yang mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta," kata Muhammad Rivai Darus, Juru Bicara Gubernur Papua dalam surat elektronik, Kamis (1/7/2021) malam.

Ia juga menyampaikan kondisi kesehatan Lukas Enembe sudah sangat cukup baik.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gubernur Papua, Lukas Enembe Telah Tiba di Indonesia

Baca juga: Pengamat Politik Uncen: Penunjukan Ridwan Rumasukun Plt Sekda Papua Langgar Peraturan Presiden

Sang Gubernur mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan seluruh masyarakat Papua, selama dirinya menjalani pengobatan akibat penyakit dalam yang dialaminya sejak lama.

Dua pekan terakhir, polemik bermunculan setelah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengeluarkan surat telegram penunjukan Sekda Papua Dance Yulian Flassy sebagai Pelaksana harian (Plh) Gubernur Papua.

Surat berkop Kemendagri tertanggal 23 Juni 2021 dengan Nomor T.121.91/4124/OTDA tersebar kepada publik yang berisi instruksi Mendagri menunjuk Sekretaris Daerah Papua Dance Yulian Flassy sebagai Plh Gubernur Papua

Unjuk rasa pun  terjadi spontan di Jayapura. Sekelompok massa menduduki Kantor Gubernur Papua di jalan Soa Siu Dok II, Distrik jayapura Utara.

Massa lalu melakukan pemalangan kantor dan ruang kerja kerja Sekda Papua. Mereka meminta Mendagri Tito Karnavian membatalkan surat tersebut.

Merespon ini, Lukas Enembe sempat geram. Ia protes, lalu melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo untuk memerintahkan Mendagri membatalkan surat tersebut, sekaligus meminta Sekda Papua segera diganti.

Sehari kemudian, Enembe meminta seluruh masyarakat Papua untuk menahan diri dan tidak turun ke jalan. Sebab, pemerintah pusat sudah menjelaskan alasan penunjukan tersebut. 

Pertimbangannya, alasan Kamtimbas, mengingat tinggal mengitung hari menuju perhelatan PON XX Papua.

Halaman
123
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved