Covid 19 Papua
Demi Kemanusiaan, dr Victor Tetap Lakukan Pelayanan Secara Virtual Walau Terpapar Covid-19
Sebagai dokter spesialis paru, Victor merawat pasien di tiga rumah sakit, yaitu RSUD Jayapura, RS Provita, dan RS Bhayangkara Jayapura.
TRIBUN-PAPUA.COM: dr Victor Paulus Manuhutu Sp P, dokter spesialis paru di Jayapura, Papua, satu di antara para dokter yang terpapar virus Covid-19.
Walau terpapar, atas nama kemanusiaan, dr Victor tetap melakukan pelayanan kepada pasien melalui daring atau virtual.
Ia kini harus dikarantina di RS Provita. Bukan hanya dirinya, istri dan anaknya pun juga dinyatakan positif.
Baca juga: Banyak Nakes Terpapar Covid-19, RSUD Jayapura Kekurangan Tim Medis
"Saya lagi dirawat di Provita, kami sekeluarga positif," kata Victor dikutip Tribun-Papua.com dari laman Kompas.com, Rabu (21/7/2021).
Victor mengaku, mulai merasakan gejala sejak Jumat (16/7/2021) namun masih bekerja.
Sebagai dokter spesialis paru, Victor merawat pasien di tiga rumah sakit, yaitu RSUD Jayapura, RS Provita, dan RS Bhayangkara Jayapura.
Merasa kondisinya terus menurun dan mengalami demam, Victor akhirnya memilih untuk memeriksakan diri pada Minggu (18/7/2021) dan dinyatakan positif.
Victor dan keluarganya kemudian dirawat di RS Provita hingga saat ini.
Walau terpapar, dr Victor tetap melakukan pelayanan secara daring.
Baca juga: Masker N95 dan APD Nakes di RSUD Jayapura Papua Menipis
Hal ini ia lakukan karena jumlah dokter spesialis paru di Jayapura sangat sedikit.
Dengan kondisi pandemi saat ini, tenaga mereka sangat dibutuhkan untuk menangani pasien yang terpapar Covid-19.
"Saya tangani di tiga rumah sakit tapi di RS Provita, kawan saya spesialis paru dan spesialis penyakit dalam back up saya, lalu di dua rumah sakit lainnya asisten yang back up lalu laporkan kepada saya melalui telepon atau video call," terang Victor.
Panggilan Kemanusiaan
Menurut dr Victor, panggilan kemanusiaan sebagai dokter membuatnya tetap kuat menjalankan tugas, antara lain menganalisis kondisi pasien Covid-19.
Ia juga tidak menginginkan, beban berat sesama dokter spesialis paru akan semakin berat bila ia tidak membantu melayani pasien.