Lawan Covid19
Pemerintah Tak Bisa Sendirian Tangani Pandemi Covid-19, KSP: Harus Gotong Royong
Panutan mengapresiasi gerakan-gerakan masyarakat yang peduli terhadap sesama, saling membantu orang yang mengalami kesusahan akibat pandemi.
TRIBUN-PAPUA.COM - Kantor Staf Kepresidenan (KSP) mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk andil dalam penanganan pandemi Covid-19.
Deputi III Bidang Perekonomian KSP, Panutan S Sulendrakusuma, mengatakan tugas penanganan pandemi Covid-19 bukan hanya tanggung jawab pemerintah.
Ia mengistilahkan penanganan pandemi harus secara "total football'.
"Mengapa demikian karena untuk menangani pandemi Covid-19 ini memang harus total, ya Total Football istilahnya. Jadi tidak bisa hanya pemerintah sendiri," ujar Panutan dalam dialog secara daring, Rabu (21/7/2021).
Pernyataan Panutan beralasan. Sebab menurutnya, pandemi Covid-19 merupakan pengalaman baru untuk semua orang dan semua negara.
Baca juga: Tokoh Agama di Papua Sambut Baik Bantuan Tabung Oksigen Panglima TNI, Berharap Pandemi Selesai
Baca juga: BREAKING NEWS: Jimmy Demianus Ijie, Legislator PDIP dari Papua Barat Meninggal Dunia di Usia 53
Sehingga, penanganan pandemi Covid-19 harus dilakukan seluruh lapisan masyarakat secara gotong royong.
"Oleh karena itu, kita sebagai satu bangsa harus gunakan seluruh kekuatan yang ada untuk menangani ini," katanya.
Menurutnya, berbagai gerakan dan inisiatif masyarakat dalam membantu sesama, merupakan bentuk nilai gotong royong dalam budaya bangsa Indonesia.
"Jadi ini ini menurut saya mencerminkan solidaritas atau gotong royong dari masyarakat kita. Ini jati diri dari bangsa Indonesia," kata Panutan.
Ia melanjutkan, kemunculan varian baru baru Covid-19, justru harus memperkuat kekuatan bangsa.
Panutan mengapresiasi gerakan-gerakan masyarakat yang peduli terhadap sesama, saling membantu orang yang mengalami kesusahan akibat pandemi.
"Pancasila itu diringkas Sila satu sampai Lima, gotong royong. Jadi ini mencerminkan solidaritas atau gotong royong dari masyarakat kita, ini jati diri dari bangsa Indonesia," pungkasnya. (*)