Jimmy D Ijie Meninggal Dunia
Profil Jimmy Damianus Ijie, Dokter Gigi Pejuang Pemekaran Papua Barat
Namanya mencuat dan memantik simpatik saat dia interupsi di sidang paripurna DPR-RI, 2019 lalu. Sambil bicara tentang nasib rakyat Papua pasca Otonom
TRIBUN-PAPUA.COM, MANOKWARI - Anggota DPR-RI asal Papua Barat, Jimmy Demianus Ijie, dikabarkan meninggal dunia di RSUP Wahidin Sudiro Husodo, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (23/7/2021) malam.
Jummy meninggal dunia di usia 53 tahun.
Anggota Fraksi PDI-Perjuangan DPR-RI ini lahir di Fategomi, Papua Barat, 21 Maret 1968 silam.
Kabar tersebut diterima TribunPapuaBarat.com, kurang lebih pukul 21.59 WIT, Jumat (23/7/2021).
Sekretaris DPD PDIP Sulsel, Rudi Peter Goni, di Makassar juga mengaku dapat kabar itu.
"Saya juga dapat, tapi mau cek dulu yaa," tuturnya.
Baca juga: Wakil Ketua DPD PDIP Papua Barat Benarkan Kabar Kematian Jimmy Ijie
Jimmy sudah satu dekade di parlemen pusat di Jakarta.
Dia terpilih sejak 2014, lalu terpilih lagi dari Dapil Papua Barat di periode 2019-2024.
Hampir setengah hidupnya diabdikan untuk publik.
Sejak tahun 2004 lalu, saat Papua masih bernama Irian Jaya, dia sudah menjadi anggota DPRD.
Di periode yang sama tahun 2004 hingga 2019 dia menjadi Ketua DPRD Provinsi Irian Jaya Barat.
Saat Papua Barat mekar menjadi provinsi sendiri, dia jadi wakil ketua (2009 - 2014).
Jimmy memang dikenal sebagai salah satu tokoh politisi yang getol memperjuangkan berdirinya Papua Barat.
Namanya mencuat dan memantik simpatik saat dia interupsi di sidang paripurna DPR-RI, 2019 lalu.
Sambil bicara tentang nasib rakyat Papua pasca Otonomi Khusus.
Interupsinya membuat orang banyak simpatik, sebab pidatonya disampaikan dengan linangan air mata.
Puluhan anggota DPR-RI yang menjalani sidang kala itu, juga terenyuh dan tak sedikit yang menyeka air mata.
Kepada Tribunnews di jakarta, dia mengungkap alasannya interupsi.
Kontroversi yang membuat banyak pihak juga terkejut adalah pengakuannya, bahwa dia mengaku pernah membayar pihak hakim dalam sebuah persidangan sebesar Rp 2 Miliar, untuk membebaskan terdakwa.
Jimmy laiknya anak Papua kebanyakan yang punya keinginan besar mensejahterakan rakyat ujung timur Indonesia itu.

Sekolah dasar dia tamatkan di SD YPK Pison Fategomi (1980).
Dia lanjut SMP di SMPN Nabarua, Nabire Tahun: 1982 - 1985.
Sekolah menengah atas dia selesaikan di SMA YPPK St. Agustinus Sorong, Irian Jaya pada 1988.
Setamat SMA dia lulus sebagai mahasiswa S1 di Fakultas Kedokteran Gigi UNHAS pada 1988 dan diwisuda tahun 1993.
Di Makassar dia mengasah ketajaman idealisme dan kepedulain publiknya.
Dia aktif di GMNI.
Dia aktif Perhimpunan Mahasiswa Indonesia Irian Jaya, Sebagai: Wakil Ketua 1991 - 1993 dan menjadi Ketua Pengurus Asrama Mahasiswa Irian Jaya, Makasar, Sebagai: Ketua (1991 - 1993).
Di intra kampus dia aktif di Senat Fakultas Kedokteran Gigi UNHAS, sebagai: Ketua Bidang Olah Raga dan Kesenian. Tahun: 1990 - 1992.
Dia juga sempat berkiprah di GMKI Cabang Makassar, antara tahun 1989 - 1993.
Komisariat GMKI di FK 7 FK Unhas, Tahun: 1989 - 1993.
Selepas dari Unhas dia hengkang ke Jakarta.
Di bergabung denga pengurus besar GMNI di Jakarta sepanjang tahun 1994 - 1996.
Di ibu kota dia aktif di Pusat Pendidikan dan Informasi HAM, Jakarta, di Divisi Hubungan Luar Negeri. (1993 - 1999).
Di saat yang sama dia bergabung di Irian Jaya Crisis Center, Sebagai: Direktur Eksekutif (1999 - 2003)
Dia kemudian memperjuangkan pemekaran Papua Barat dengan bergabung sebagai Sekjen Komnas Reaktivitas Pemekaran Provinsi Irian Jaya Barat, Jakarta, Sebagai: Sekjen, Tahun 2002 - 2004.
Di masa ini dia melanjutkan kuliah hukum di Universitas Jakarta. (2007 - 2009)
Tahun 2004 dia bolak-balik Jakarta - Irian Jaya.
PDIP meliriknya sebagai kader.
Tahun 2006 - 2014 dia aktif sebagai Ketua Dewan Asosiasi Petani Indonesia Provinsi Papua Barat.
Ini lantas menjadi batu loncatannya menjadi legislator.
Sepanjang 2007-2013 dia menjadi Ketua DPD PDIP Provinis Papua Barat. (*)