ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Covid 19

Paman Ditolak Isoman di Rumah dan Dianiaya Warga karena Terpapar Corona, Ponakan: Covid-19 Bukan Aib

Jhosua Lubis angkat suara setelah sang paman, Salamat Sianipar (45), dianiaya warga setelah dinyatakan positif Covid-19.

Editor: Claudia Noventa
news.pindula.co.zw
Ilustrasi - Jhosua Lubis buka suara setelah sang paman, Salamat Sianipar (45), dianiaya warga setelah dinyatakan positif Covid-19. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Jhosua Lubis buka suara setelah sang paman, Salamat Sianipar (45), dianiaya warga setelah dinyatakan positif Covid-19.

video aksi penganiayaan itu pun viral di media sosial.

Diketahui, Salamat asal Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Salamat Sianipar (45), dianiaya oleh warga Desa Sianipar Bulu Silape, Kecamatan Silaen.

Penganiayaan itu diduga terjadi karena warga menolak Salamat untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

Sebelumnya, Salamat sempat melakukan isolasi mandiri di hutan.

Terkait dengan kejadian itu, Jhosua Lubis pun menyayangkannya.

Jhosua menilai, kejadian itu disebabkan kurangnya informasi masyarakat setempat mengenai Covid-19.

"Covid-19 bukanlah aib. Jadi minimnya informasi yang membuat masyarakat seperti itu," kata Jhosua yang dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (24/7/2021).

Baca juga: Fakta Pasien Covid-19 Diikat dan Dipukuli, Berawal dari Peluk Warga agar Tertular Virus Corona

Baca juga: Pasien Covid-19 di Kelurahan Pangkallalang Belitung Bisa Isoman di Vila Mewah, Ini Syaratnya

Atas kejadian itu, ia pun meminta kasus tersebut dapat diusut tuntas. Sebab, pamannya diperlakukan tidak manuasiawi.

"Saya sangat berharap kejadian itu bisa diusut tuntas, apalagi informasi ada aparat desa yang juga ikut melakukan dalam video tersebut." ujarnya.

Saat ini, Salamat yang sempat dianiaya warga sudah dibawa ke RSUD Porsea untuk mendapat perawatan.

Bupati Toba Poltak Sitorus mengatakan, pasien tersebut akan mendapat penanganan khusus karena memiliki gejala depresi.

"Pasien tersebut perlu ditangani dengan perlakuan khusus karena ada gejala depresi. Harus ditempatkan dalam satu kamar tersendiri, jadi tidak digabung dengan pasien Covid lain," katanya dikutip dari TribunMedan.com.

Terkait dengan penganiayaan itu, Kepala Bidang Penerangan Masyarakat (Kabid Penmas) Kepolisian Daerah Sumatera Utara AKBP Nainggolan membenarkannya.

Saat ini, pihaknya masih masih melakukan penyelidikan.

"Benar (kejadiannya), sudah ditangani Polres Toba. Saya sudah bicara dengan Kasubbag Humas, LP sudah diterima dan akan diproses," kata Naiggolan.

Baca juga: Update Kasus Covid-19 Provinsi Papua per 23 Juli 2021, Kota Jayapura Tertinggi, Waropen Terendah

Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan seorang pria positif Covid-19 dianiaya warga viral di media sosial.

Video itu viral di media sosial setelah diunggah akun @jhosua_lubis, yang merupakan kaluarga dari pria dalam video itu.

Dalam video berdurasi 37 detik tampak terlihat seorang pria positif Covid-19 dalam tubuh diikat, diseret-seret dan dipukuli oleh sejumlah warga.

"Iya benar, itu yang di dalam video adalah tulang (paman/om) saya," katanya.(*)

Berita terkait lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pamannya Diikat, Diseret dan Dipukuli Warga karena Positif Corona, Keponakan: Covid-19 Bukanlah Aib...

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved