ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Fakta Baru Kasus Susur Sungai Berujung Maut, Tak Berizin dan Awalnya Kegiatan Pungut Sampah

Diketahui pihak sekolah membantah kegiatan susur sungai adalah resmi selama ini dan tiap guru yang ikut saat kejadian tak diberikan surat tugas.

(ADENG BUSTOMI)
Petugas berdiri di samping sejumlah kantong jenazah korban siswa tenggelam di IGD RSUD Ciamis, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021). Sebanyak 11 siswa MTS Harapan Baru yang mengikuti kegiatan pramuka susur sungai tewas tenggelam dan dua siswa kritis. 

TRIBUN-PAPUA.COM - 13 orang saksi dari pelajar, warga dan pihak sekolah terkait kasus tragedi maut susur sungai yang menewaskan 11 siswa MTs Harapan Baru, Ciamis.

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ciamis pun menemukan sejulam fakta baru.

Diketahui pihak sekolah membantah kegiatan susur sungai adalah resmi selama ini dan tiap guru yang ikut saat kejadian tak diberikan surat tugas.

Kepala Polres Ciamis AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi menyatakan, kegiatan maut yang menewaskan 11 siswa kelas VII MTs Harapan Baru, Cijantung, Ciamis tersebut hasil pemeriksaan adalah kegiatan pemungutan sampah di bantaran sungai.

Baca juga: Olah TKP Tragedi Susur Sungai di Ciamis, Polisi: 11 Jenazah Berkumpul di Satu Tempat

Baca juga: Detik-detik Siswa Susur Sungai Tenggelam Terungkap, Saksi: Ada yang Terpleset yang Lain Terseret

Keterangan saksi, awalnya kegiatan pungut sampah bukan susur sungai

Bahkan, selama kegiatan para siswa tak ada jadwal menyeberangi sungai melainkan berjalan di sekitar bantaran sungai.

"Kami masih melakukan penyelidikan terkait siswa yang masuk ke sungai Cileueur dan telah diperiksa 13 orang saksi. Menurut keterangan warga setempat mereka melihat para siswa dari kejauhan. Tapi dengan kejadian tersebut ada 11 orang siswa yang meninggal dunia masuk ke sungai meski sejauh ini tidak ditemukan alat pengaman dalam kegiatan karena acara itu bukan susur sungai," jelas Wahyu kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).

Wahyu menambahkan, sesuai keterangan para saksi sementara bahwa kegiatan itu para siswa diwajibkan membersihkan sampah di pinggir jalan dalam karung.

Tak ada izin kegiatan susur sungai, tapi guru diajak penanggugjawab

Sehingga, pihaknya saat ini masih fokus mendalami pemeriksaan olah tempat kejadian perkara di Sungai Cileueur.

"Sesuai pemeriksaan juga, kegiatan yang dilakukan selama itu tidak ada izin dari pihak sekolah maupun pesantren. Juga 11 orang guru di lokasi kejadian diajak oleh penanggungjawab, tapi mereka juga tak memiliki surat perintah tetapi para penanggungjawab mengajak untuk membantu siswa supaya didampingi," tambah dia.

Baca juga: 11 Siswa Tewas saat Berkegiatan Alam, Ridwan Kamil Larang Susur Sungai Tanpa SOP: Tak Boleh Terulang

Pendampingan psikologis korban selamat tragedi susur sungai

Kepolisian pun telah melaksanakan bantuan pendampingan psikologis para korban selamat oleh Unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Polda Jawa Barat.

"Kita sedang selidiki dari para penanggungjawab terkait kenapa para korban meninggal dan ada siswa yang berada di tengah sungau atau muara tempat ditemukannya para korban," pungkasnya.

11 siswa tewas tenggelam dalam tragedi susur sungai

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 11 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru Cijantung Kabupaten Ciamis ditemukan tewas tenggelam saat acara susur sungai Pramuka di Sungai Cileueur, Leuwi Ili Desa Utama Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis, Jumat (15/10/2021).

Seluruh korban tewas terbawa arus sungai saat acara Pramuka sekolahnya yang dihadiri oleh para siswa lainnya dan beberapa orang guru sekolah tersebut.

Awalnya kejadian sekira pukul 13.30 WIB siang tadi dan seluruh korban meninggal baru bisa dievakuasi Tim SAR, BPBD, TNI dan Polri Kabupaten Ciamis sebanyak 10 korban pada pukul 20.05 WIB Jumat malam.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Memet Hikmat menuturkan, awalnya pihaknya mendapatkan laporan ada beberapa siswa sekolah tersebut yang hilang usai acara susur sungai kegiatan Pramuka.

Baca juga: Kronologi Susur Sungai yang Tewaskan 11 Siswa, Kesaksian Warga: Korban Berputar-putar di Pusaran

Pihaknya mendapatkan keterangan pihak sekolah bahwa ada 150 siswa bersama para guru yang turun ke sungai.

Namun, sesampainya di sekolah sekaligus lingkungan pesantren junlah siswa baru diketahui ada yang belum kembali ke asrama.

Para korban merupakan siswa MTs setingkat SMP yang baru masuk dengan kisaran usia 12 tahun sampai 13 tahun.

Pihaknya pun bersama Tim SAR gabungan berupaya melakukan pencarian sejak siang sampai Jumat malam.

"Iya, pada pukul 20.05 WIB jenazah siswa yang tenggelam sudah ditemukan meninggal 10 orang. Baru sekitar pukul 21.00 WIB lebih ditemukan lagi seorang jadi total 11 orang," jelas Memet, Jumat malam. 

(*)

Berita daerah lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Sebut Kegiatan Susur Sungai Tak Berizin, Guru dan Murid hanya Diajak Penanggungjawab"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved