Hari Pahlawan 10 November
Bung Tomo, Sang Orator Pertempuran Surabaya 10 November 1945 dan Isi Pidatonya
Bung Tomo membakar semangat rakyat Surabaya untuk melawan kembalinya penjajah saat pertempuran 10 November 1945.
Tahun 1944, ia menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang dan hampir tak seorang pun yang mengenalnya.
Namun, semua ini dipersiapkan oleh Bung Tomo untuk menjalankan peranannya yang sangat penting.
Pada 19 September 1945, sebuah insiden terjadi di Hotel Yamato, Surabaya.
Sekelompok orang Belanda memasang bendera mereka.
Hal ini membuat rakyat menjadi marah.
Kemudian, seorang Belanda tewas dan bendera merah-putih-biru itu diturunkan.
Bagian biru dari bendera Belanda lalu dirobek, sehingga tersisa warna merah-putih dan langsung dikibarkan.
Sementara itu, pada 30 September 1945, pasukan Sekutu datang ke Jakarta.
Para serdadu Belanda pun ikut rombongan.
Bendera Belanda berkibar di mana-mana.
Saat itu, Bung Tomo masih berstatus wartawan Kantor Berita ANTARA.
Ia juga menjadi kepala bagian penerangan Pemuda Republik Indonesia (PRI).
Pada saat itu, organisasi PRI adalah organisasi terpenting dan terbesar di Surabaya.
Di Jakarta, Bung Karno meminta para pemuda untuk menahan diri dengan tidak memulai konfrontasi bersenjata.
Kemudian, Bung Tomo kembali ke Surabaya.