Konflik di Afghanistan
Terancam Kelaparan, Rakyat Afghanistan Demo Tuntut Pembebasan Aset: "Biarkan Kami Makan"
Kurangnya dana telah menghancurkan ekonomi yang sudah bermasalah dan menyebabkan meningkatnya tingkat kemiskinan di Afghanistan.
TRIBUN-PAPUA.COM - Warga Afghanistan menuntut pembebasan aset yang dibekukan.
Ratusan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Kabul menuju kedutaan besar Amerika Serikat yang ditutup.
Mereka mendesak pencairan aset-aset Afghanistan yang dibekukan.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan dan berbaris di jalan utama Kabul pada Selasa (21/12/2021), seperti dilaporkan oleh Al Jazeera.
Sementara, pasukan Taliban memberikan pengamanan kepada para demonstran.
Mereka berdemo sambil memegang spanduk bertuliskan, "Biarkan kami makan" dan "Beri kami uang beku kami".
Baca juga: Rilis Buku The Beatles, Ringo Starr Tulis Cerita yang Belum Pernah Terungkap
Untuk diketahui, pendanaan internasional untuk Afghanistan telah ditangguhkan dan miliaran dolar aset negara itu di luar negeri, sebagian besar di AS.
Aset Afghanistan dibekukan setelah Taliban menguasai negara itu pada Agustus.
Kurangnya dana telah menghancurkan ekonomi yang sudah bermasalah dan menyebabkan meningkatnya tingkat kemiskinan di Afghanistan.
Sementara, kelompok-kelompok bantuan memperingatkan akan bencana kemanusiaan yang membayangi.
Pegawai negeri, mulai dari dokter hingga guru dan pegawai negeri sipil, belum digaji berbulan-bulan.
Bank juga telah membatasi berapa banyak uang yang dapat ditarik oleh pemegang rekening.
Pada Minggu (19/12/2021), negara-negara Muslim memutuskan bekerja dengan PBB untuk mencoba membuka aset Afghanistan yang dibekukan dalam upaya untuk mengatasi krisis kemanusiaan.
Baca juga: Orang Asli Papua Jual Tanah Sama Saja Menjual Diri dan Miskin
Pada pertemuan khusus di Pakistan dari 57 anggota delegasi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengatakan mereka akan bekerja untuk membuka saluran keuangan dan perbankan untuk melanjutkan likuiditas dan aliran bantuan keuangan dan kemanusiaan.