Gara-gara Copot Atribut Perguruan di Jembatan, 2 Pemuda di Jember Dikeroyok 5 Pesilat
Dua pemuda asal Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menjaid korban penganiayaan oleh pesilat, pada Sabtu (25/12/2021).
TRIBUN-PAPUA.COM - Dua pemuda asal Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menjaid korban penganiayaan oleh pesilat, pada Sabtu (25/12/2021).
Para pelaku yang menganiaya yakni lima pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Mayang.
Dua dari lima pesilat itu yang berinisial GR (18) dan AG (18) sudah ditangkap pada Minggu (26/122021) dan kini berstatus sebagai tersangka.
Baca juga: Update Kasus Sejoli di Nagreg, Kolonel P Perintahkan Buang Korban ke Sungai Serayu dari Jembatan
Baca juga: Diduga Rasis ke Marckho Meraudje, Suporter Singapura Minta Maaf Akui Ejek Timnas Indonesia
Sedangkan tiga pelaku lainnya, yakni VN, RM dan YS masih diburu polisi.
Kronologi kasus pengeroyokan itu bermula saat GR mendatangi rumah AG. Di rumah AG, sudah ada dua temannya yakni VN dan YS.
Kemudian, pelaku RM datang dan bercerita bahwa atribut PSHT yang dipasang di Jembatan Desa Tegalgusi diambil oleh warga.
Mereka berlima sepakat untuk berkeliling mencari pelaku pencopotan atribut PSHT tersebut.
Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan korban NR dan FR yang sedang ada di pingir jalan.
Mereka berhenti dan langsung memukuk kepala korban hingga terjadi pengeroyokan.
Akhirnya, kedua korban pengeroyokan itu melaporkan kasus tersebut pada pihak kepolisian. Polisi bergerak mencari lima pelaku tersebut.
Baca juga: Seorang Pria di NTT Mengamuk Bacok Pasutri Tetangganya, Istri Tewas dan Suami Terluka
"Lima tersangka pelaku yang diduga melakukan pemukulan, diantaranya 2 sudah kami amankan dan 3 masih dalam pencarian,” kata Kasatreskrim Polres Jember AKP AKP Komang Yogi Arya Wiguna dalam keterangan tertulis Senin (27/12/2021).
Komang berharap agar kasus pengeroyokan oleh anggota PSHT itu tidak berkepanjangan dan bisa meredam situasi.
Sebab, hukum tetap berlaku bagi siapa saja yang melakukan tindakan pidana.
Sementara itu, ketua PSHT Ranting Mayang Akhmad Husen menambahkan pengeroyokan tersebut ini tanpa sepengetahuannya.
Selain itu, murni atas inisiatif para pelaku sendiri.
“Saya akan mendukung upaya Polres Jember untuk melanjutkan kasus tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku,” papar dia.
Dia meminta maaf atas kejadian yang telah mencoreng nama PSHT tersebut. Bahkan, pihaknya siap untuk membantu proses mencari pelaku lain yang belum tertangkap.
“Bila diperbolehkan untuk membantu proses ini maka kami siap mencari keterangan terkait siapa saja yang terlibat dalam insiden ini dan mencari pelaku lain yang belum tertangkap,” papar dia.
(*)
Berita Daerah Lainnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Pesilat di Jember Keroyok Warga karena Atribut Perguruannya Dirusak, 2 Orang Ditangkap"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/ilustrasi-penjara-ditahan.jpg)