Sejarah G30S PKI
Operasi Trisula, Langkah Pamungkas Tumpas Sisa-sisa PKI di Blitar Selatan
Pasca peristiwa G30S pada 1965, pemerintah Orde Baru memburu mereka yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Mengetahui masih adanya kekuatan PKI di Blitar Selatan, maka pada 18 Mei 1968, Panglima Kodam VIII/Brawijaya Mayjen TNI M Yasin melantik Komando Satuan Tugas (Satgas) Trisula yang dipimpin oleh Kolonel Witarmin.

Kekuatan TNI
Dalam pelaksanaan Operasi Trisula, Kodam Brawijaya mengerahkan Batalion Infanteri 531/Para, Batalion Infanteri 511, Batalion Infanteri 513, Batalion Infanteri 521, dan Batalion Infanteri 527.
Selain itu juga terlibat Kodim 0808 Blitar, Kodim 0807 Tulungagung, Kodim 0818 Malang serta beberapa Koramil.
Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) dan TNI AU juga diterjunkan untuk membantu jalannya operasi.
Untuk mendukung operasi ini, Panglima Komando Wilayah Udara (Kowilu) IV, Komodor Udara Suwoto Sukendar mengeluarkan Surat Perintah pada 6 Juni 1968 tentang pembentukan Satuan Tugas Operasi Udara (Satgas Opsud) Elang dipimpin oleh Mayor Udara Sugiantoro.
Mayor Udara Sugiantoro dibantu pasukan yang dipimpin oleh Komandan Kompi LU Wim Mustamu, Wadan Ki SMU J. Rantijo, Dan Ton I SMU Jumari, Dan Ton II SMU Sjamsuri, dan Dan Tom III SMU Sugimin.
Baca juga: Asal-usul PKI, Pemilu, Pemberontakan, Tokoh, dan Pembubaran
Kekuatan Satgasud Elang terdiri atas 2 pesawat pembom B-26 Invader, 3 pesawat P-51 Mustang, beberapa pesawat C-130 Hercules, 3 pesawat Harvard, Helikopter Mi-4 dan Kompi Kopasgat.
Jalannya Operasi
Trisula Operasi Trisula resmi dilaksanakan pada 1 Juni 1968 dan dilakukan di daerah Blitar Selatan.
Pelaksanaan Operasi Trisula pertama kali dilakukan di Suruhwadang, Maron, dan Ngeni yang merupakan basis PKI di Blitar Selatan.
Dalam operasi pertama, ditangkap sekitar 4.000 orang dan ditemukan delapan orang anggota Gerilya Desa dan dua orang Detasemen Gerilya PKI Gaya Baru di Blitar Selatan.
Operasi gabungan yang sangat kuat itu membuat banyak anggota PKI Blitar Selatan akhirnya menyerah.
Namun, ada pula yang masih melawan meski dalam posisi terdesak. Beberapa hari bergerak ke selatan, TNI berhasil membongkar wilayah yang dikuasai PKI hingga ke pegunungan.
Dalam baku tembak yang terjadi di kawasan Gunung Asem Panggungrejo, Oloan Hutapea berhasil dibunuh. Selanjutnya Soerachman juga terbunuh di kawasan hutan Desa Maron.