Kesehatan
Waspada Sakit Kepala, Demam dan Kaku Kuduk Merupakan Tanda Umum Meningitis
Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada meningen. Meningen yakni lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang.
TRIBUN-PAPUA.COM,JAYAPURA - Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada meningen.
Meningen yakni lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang.
Meningitis juga disebut dengan peradangan selaput otak.
Baca juga: 40 Ucapan Selamat Paskah 2022 dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Cocok Dibagikan ke Sosmed
Penyebab dari meningitis dikarenakan infeksi virus, jamur, bakteri.
Selain itu, kondisi lemahnya imun dapat memicu munculnya penyakit meningitis.
Apabila meningitis disebabkan oleh periode waktu, maka ada meningitis akut, meningitis sub-akut, dan meningitis kronis.
Meningitis akut terjadi secara mendadak, dan konsepnya berkisar 7 hari sampai 2 minggu.
Baca juga: DLH Kabupaten Jayapura Fokus Tingkatkan Tugas dan Fungsi Kebersihan Lingkungan
Pada meningitis akut, terjadi selama 2 minggu hingga 1 bulan.
Meningitis yang lebih dari 1 bulan atau jangka waktu yang panjang perjalanan penyakitnya disebut dengan meningitis kronis.
Gejala dari meningitis ada yang ringan sampai dengan berat tergantung dengan jenis kuman, imunitas pasien, dan percepatan dari pengobatan.
Percepatan pengobatan sangat mempengaruhi klinis pasien ke depan.
Baca juga: Satgas Damai Cartenz Bersama Puskesmas Batom Bagi Vitamin Kepada Masyarakat
Pada awalnya ada trias meningitis atau tanda gejala utama meningitis:
- Sakit kepala
- Demam
Badan panas menjadi salah satu kriteria terjadinya infeksi
- Kaku kuduk atau tengkuk kepala
Jika kepala pasien diperiksa, saat posisi tidur dan dilakukan pengangkatan kuduk akan ada tahanan yang dinamakan kaku kuduk.
Baca juga: Temu Kangen Astol, Nutenus Kogoya: Ini Wadah Kebersamaan
Disitulah indikator dokter menangkap adanya iritasi pada daerah mening yang meradang.
Selain sakit kepala, demam dan kaku kuduk, tiga tanda wajib pada meningitis yang perlu diketahui yakni diikuti dengan kelemahan gangguan saraf.
Gangguan saraf yang dimaksud adalah tubuh lumpuh sebagian dan bibir miring, kelopak mata menutup, bicara cadel kejang, dan penurunan kesadaran hingga koma.
Bahkan ada juga pasien yang pasca penyembuhan dengan gejala-gejala sisa meningitis perbaikan.
Baca juga: Geser Luhut, Presiden Jokowi Tunjuk Anak Jayapura Jadi Menteri ESDM
Dokter akan berhati-hati mendiagnosis keluhan yang dirasakan oleh pasien, yang pertama dilakukan adalah anamnesa.
Istilah dari anamnesa adalah bertanya dari awal hingga akhir, dan menanyakan riwayat pasien yang telah berlalu.
Setelah itu dokter akan merangkum gejala-gejala pasien.
Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, apakah diagnosa menunjang pada pasien.
Baca juga: Putus Mata Rantai Covid-19, 408 Warga Mimika Antusias Ikuti Vaksinasi
Dokter akan melakukan bantuan penunjang, apabila diagnosa pasti meningitis, dokter bisa menangani pengambilan cairan numbal fungsi pada daerah tulang punggung.
Cairan tersebut bernama LCS atau cairan otak dan dimasukkan ke mikroskop untuk diperiksa.
Tujuan dari tidakan tersebut adalah untuk menemukan kuman pada cairan tersebut. (Sumber : TribunHealth.com)