ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Berhasil Tangkap Buaya Berkalung Ban di Palu, Pria Asal Sragen Ini Habiskan Rp 4 Juta untuk Umpan

Buaya berkalung ban yang telah lama berada di Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) akhirnya berhasil ditangkap dan diselamatkan.

(TRIBUNPALU.COM/SALAM)
Tili warga asal Sragen, Jawa Tengah seusai melepaskan ban dari leher Buaya Berkalung Ban, Senin (7/2/2022) malam 

TRIBUN-PAPUA.COM - Buaya berkalung ban yang telah lama berada di  Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) akhirnya berhasil ditangkap dan diselamatkan.

Hili (34) (sebelumnya Tili, -red) disebut-sebut menjadi sosok yang paling berjasa dalam penyelamatan buaya berkalung ban tersebut.

Buaya seberat 3 ton itu kini sudah bebas dari lilitan ban yang bertahun-tahun menjerat lehernya. 

"Saya memang mau menangkapnya karena kasihan. Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun," kata Hili, Selasa (8/2/2022), dikutip dari Tribun Palu.

Rasa kasihan itu kemudian berubah menjadi tindakan di mana Hili memutuskan menunggu buaya berkalung ban itu di pinggir sungai yang biasa orang-orang melihatnya. 

Baca juga: Penyelamatan Buaya Berkalung Ban di Palu Berlangsung Dramatis, Lilitan Ban Dipotong Pakai Gergaji

Penampakan saat proses pemotongan ban motor di leher buaya. Warga nampak memegangi buaya di pinggir Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022) malam.
Penampakan saat proses pemotongan ban motor di leher buaya. Warga nampak memegangi buaya di pinggir Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022) malam. (Tribun Palu/Suta)

Hili memang bukan sosok seperti kebanyakan orang yang akan takut dengan buaya

Tak hanya kali ini, Hli juga mengaku melakukan hal yang sama dengan sejumlah binatang yang dia temui. 

"Saya memang tidak suka ada binatang terikat-ikat saya tidak suka dari dulu, biar ular saya kase lepas." 

"Ini kemauannya saya sendiri, karena saya merasa kasihan dan saya mau buktikan bisa menyelamatkan buaya ini," tambahnya.

Demi memancing buaya itu ke pinggir sungai, Hili juga menggunakan umpan agar buaya itu tertarik mendekat dan bisa ditangkapnya.

Meski bukan orang terbilang kaya, namun, Hili berani mengeluarkan uang jutaan rupiah demi harapan buaya itu bisa hidup lebih baik. 

Uang jutaan itu, dikeluarkan untuk membeli umpan yang menarik bagi si buaya. 

Baca juga: Hendak Cuci Tangan, Penambang Timah di Bangka Diseret Buaya 5 Meter ke Sungai

"Kadang umpannya merpati, kadang ayam," katanya. 

Umpan itu akan dipasang setiap harinya sambil dirinya menunggu buaya untuk bisa langsung disergap. 

"Habis uang sekitar Rp 4 juta, kalau ayam sekitar 35 ekor sama merpati," ujarnya.

Selain itu, dirinya juga bermodalkan tali kapal yang jika dilihat harganya bervariasi antara Rp 18 ribu atau lebih tergantung dari ketebalan dan kualitasnya. 

Hili menyiapkan sekitar 300 meter tali kapal itu untuk menjerat buaya itu. 

"Pokoknya kalau tali ada sekitar 300 meter dan tinggal 100 meter dicuri orang tapi saya ikhlaskan," tuturnya.

"Saya jeratnya pakai tali kapal karena tidak ada modal, makanya saya sambung-sambung saja," tambah Hili. 

Baca juga: Video Bocah di Kaltim Diterkam Buaya saat Main di Pantai, Lalu Jalan Kembali ke Bibir Pantai Sendiri

Tangkap Anak Buaya Berkalung Ban

Tiga pekan tak ada hasil, Hili kemudian menangkap anak buaya berkalung ban itu beberapa hari yang lalu.

"Anaknya buaya ini saya tangkap di sana (tengah sungai, red) pakai perahu rakitan saya, sudah empat hari saya tangkap anaknya buaya ini," ujarnya. 

Dalam empat hari setelah itu, umpannya berhasil dimakan buaya dan dia menangkap buaya berkalung ban itu. 

Umpannya yang di makan buaya itu akhirnya menarik warga untuk menyaksikan penyelamayan buaya berkalung ban. 

Hili yang tak bisa sendiri, juga meminta pertolongan warga untuk membantunya memegangi buaya tersebut. 

Entah dari mana asalnya, kerumunan warga sudah berdatangan pada malam itu. 

Semuanya nampak ingin menyaksikan evakuasi buaya berkalung ban yang sudah terkenal di sana. 

Bahkan, arus lalu lintas di Jembatan Palu macet total akibat proses evakuasi tersebut. 

Baca juga: Bocah di Sumbar Tewas Diterkam Buaya, Warga Berusaha Rebut Jasadnya dari Mulut Predator

Hingga akhirnya ban yang melilit di leher buaya itu berhasil dilepaskan dengan gergaji besi.  

Pihak pemadam kebakaran (Damkar) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di sana sebenarnya tak ingin langsung melepaskan buaya itu. 

Mereka ingin buaya yang sudah bertahun-tahun di sana diperiksa terlebih dahulu. 

Namun, desakan warga membuat akhirnya buaya itu dilepas kembali ke tempat asalnya. 

Kini, Hili pun dianggap berjasa dan dianggap lebih hebat dari Panji Petualang oleh warga yang hadir pada malam itu. 

Sebagai informasi, buaya seberat tiga ton itu itu sudah bertahun-tahun memiliki ban yang melilit tubuhnya. 

Entah dari mana asalnya sejak 2016, bahkan warga mulai memanggil buaya itu dengan sebutan B3 atau buaya berkalung ban. 

Sejumlah pihak termasuk Panji si Petualang dan pemerhati buaya dari mancanegara, gagal melakukan penyelamatan terhadap buaya itu. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Berita lainnya terkait buaya

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Sosok Hili Penyelamat Buaya Berkalung Ban di Palu, 3 Minggu Berjuang hingga Korbankan Uang Pribadi

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved