ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

Penumpasan KKB ala Polda Papua, Ini Tanggapan Willem Wandik

Polda Papua kini memiliki dua strategi guna meredam pergerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di tanah Papua.

Editor: Roy Ratumakin
(Kompas.com/Irsul Panca Aditra)
Bupati Puncak Willem Wandik didampingi Dandim Puncak Jaya Letkol Inf Rofi Irwansyah. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURAPolda Papua kini memiliki dua strategi guna meredam pergerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di tanah Papua.

Dua strategi tersebut diyakini dapat membuat KKB kembali ke pangkuan NKRI dengan jalan damai.

Strategi tersebut adalah Operasi Damai Cartenz dan Operasi Rastra Samara Kasih atau Rasaka.

Khusus untuk Operasi Damai Cartenz, Bupati Puncak Willem Wandik angkat Suara.

Baca juga: KKB Lebarkan Sayapnya Hingga ke Kaimana Papua Barat

Menurut Willem Wandik, operasi tersebut bisa menjadi kunci keberhasilan guna meredam aksi teror yang dilakukan KKB selama ini di wilayah pegunungan Papua.

Merubah bentuk operasi dengan mengedepankan pendekatan kepada masyarakat, menurut Willem Wandik sangat mendapat manfaat yang baik bagi masyarakat sipil.

“Saya berharap Polri dapat terus bergerak lebih dengat dengan masyarakat demi perubahan di Papua, dan juga memberikan rasa aman kepada aktivitas masyarakat di daerah rawan,” kata Willem Wandik belum lama ini di Jayapura.

Diketahui, Polda Papua telah merubah pola pendekatan terhadap warga yang masih bersebrangan dengan NKRI. Pola pendekatan kali ini lebih mengedepankan kesejahteraan dan kebudayaan.

Dalam pelaksanaannya, Operasi Rasaka dilakukan di 23 Polres yang mencangkup 24 kabupaten dan kota.

Baca juga: Operasi Damai Cartenz dan Rasaka Cartenz 2022, Polisi Tampil Lebih Humanis

Sedangkan Operasi Damai Cartenz dilakukan di lima kabupaten zona merah. Lima kabupaten tersebut meliputi, Kabupaten Pegunungan Bintang, Yahukimo, Puncak, dan Kabupaten Intan Jaya.

“Sudah bukan eranya Polisi yang di depan. Sudah bukan eranya Polisi sebagai pemain pengganti, tetapi kami akan bekerja di belakang,” kata Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri.

Tidak hanya para bupati, seluruh unsur kemasyarakatan, mulai dari tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, akan dilibatkan dalam dua operasi tersebut.

Baca juga: Bukan Lagi Nemangkawi, Saat Ini Ada Rasaka dan Cartenz

Mengenai anggaran, Fakiri memastikan pendanaan kedua operasi murni menggunakan DPA Polda Papua yang didukung Mabes Polri.

"Saya juga berharap dengan kegiatan ini biarlah Pemda itu di depan dan kami semua percaya pemda mampu untuk mengajak semua masyarakat menuju kesejahteraan," kata Fakiri.

"Kami akan berusaha mengurangi kekerasan kita bersama-sama Pemda akan mendorong bagaimana memewujudnyatakan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat yang tumbuh dari pada para pimpinan di daerah," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved