Nasional
Kala Perajin Tempe Dicekik Karena Harga Kedelai Meroket, Bagaimana Respon Pemerintah?
Beragam cara ditempuh para perajin tahu tempe dalam menghadapi kenaikan harga kedelai. Mulai pengurangan ukuran tahu dan tempe hingga menaikkan harga.
TRIBUN-PAPUA.COM - Sebulan terakhir harga kedelai melambung tinggi. Para perajin tempe dan tahu pun mengeluh.
Seperti perajin tahu rumahan di Depok, Irfan.
Sedianya sebagai perajin tahu ia terbiasa menghadapi kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku utama.
Namun kenaikan kali ini tak lagi bisa ditoleransi.
"Kalau kenaikan ini memang cukup lumayan juga, terasa banget. Apalagi di saat pandemi begini. Kita serba salah, mau naik (harga) juga susah, kalau enggak naik harga susah juga. Mau enggak mau dinaikkan," kata Irfan saat ditemui, Sabtu (19/2/2022).
Baca juga: Indonesia Siap-siap Kiamat Tahu Tempe, Harga Kedelai Melejit dan Perajin Terancam Mogok Produksi
Dikatakan Irfan, harga kedelai telah mengalami kenaikan sejak tiga bulan yang lalu.
Kendati demikian, dia mengaku mulai merasakan kenaikan tertinggi pada akhir Januari 2022.
"Tiga bulan lalu sudah naik. Tiga minggu lalu mulai naik drastis. Mau enggak mau (tahu) harus naik harganya," ujarnya.
Beragam cara ditempuh para perajin tahu dan tempe dalam menghadapi kenaikan harga kedelai.
Mulai dari pengurangan ukuran tahu dan tempe hingga menaikkan harga sudah dilakukan.
Namun cara-cara tersebut tak dapat menghindarkan mereka dari kerugian.
Bahkan sejumlah perajin tahu dan tempe juga telah mengurangi jumlah karyawan mereka untuk menambal biaya produksi yang tinggi.
Baca juga: Harga Kedelai Meroket, Perajin Tempe di Papua Minta Kementerian Perdagangan Bertindak
Hal itu dilakukan Benjo, seorang pengusaha tahu di Bekasi.
"Sudah ada pengurangan karyawan, total di bulan (Februari) ini ada tiga orang yang kita kurangi," ujar Benjo.