AS Mengaku Tak Khawatir soal Ancaman Nuklir yang Diumumkan Putin, Ini Alasannya
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan pejabat tinggi AS lainnya seolah meremehkan ancaman nuklir dari Putin.
TRIBUN-PAPUA.COM - Ancaman mobilisasi nuklir Rusia yang "berbahaya" muncul ketika perang di Ukraina meningkat dengan lebih banyak senjata dikirim ke Kiev oleh Barat.
Namun, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan pejabat tinggi AS lainnya seolah meremehkan ancaman tersebut.
Biden, seperti dilaporkan AFP, memberikan jawaban "tidak" dengan tenang saat ditanya apakah orang Amerika harus khawatir tentang perang nuklir setelah Presiden Vladimir Putin mengatakan dia menempatkan pasukan strategisnya dalam siaga.

Baca juga: Vladimir Putin Umumkan Pasukan Nuklir Rusia dalam Siaga Tinggi, Apa Tujuannya?
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Washington melihat "tidak ada alasan" untuk mengubah tingkat siaga kekuatan nuklir AS.
Seorang pejabat senior pertahanan bahkan mengatakan Pentagon tidak melihat adanya perubahan yang nyata dari Rusia meskipun ada pengumuman akan ancaman itu oleh Putin.
"Pentagon terus meninjau, menganalisis dan memantau sikap Rusia," kata juru bicara Departemen Pertahanan John Kirby.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin "merasa nyaman dengan postur pencegahan strategis Amerika Serikat dan kemampuan kami untuk mempertahankan tanah air," kata Kirby kepada wartawan.
Pada Minggu.(27/2/2022), empat hari setelah Moskow melancarkan invasi ke Ukraina, Putin mengumumkan bahwa dia telah memerintahkan panglima militernya "untuk menempatkan pasukan pencegah tentara Rusia ke dalam mode layanan tempur khusus."
Baca juga: Otoritas Ukraina Sebut Radiasi Chernobyl Meningkat setelah Direbut Rusia, Bakal Jadi Bom Nuklir?
Dia menggunakan referensi infrastruktur senjata nuklir besar-besaran negara itu.
Para pejabat AS menyebut perintah itu "berbahaya" dan "meningkat."
Tetapi pada Senin (28/2/2022), para pejabat di Departemen Luar Negeri dan Pertahanan AS mengatakan mereka masih mencoba untuk menentukan tindakan apa yang diambil sebagai tanggapan atas perintah tersebut.
"Retorika provokatif semacam ini berbahaya, menambah risiko salah perhitungan, dan harus dihindari," kata Price.
"Kami telah lama sepakat. Amerika Serikat dan Federasi Rusia sepakat bahwa penggunaan nuklir akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan," kata Price. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tanggapi Ancaman Nuklir Putin, AS Mengaku Tak Khawatir, Mengapa?