Mengenal Rabu Abu yang Jadi Awal Masa Pra-Paskah
Sebelum merayakan Paskah, umat Katolik harus terlebih dahulu melakukan puasa yang ditandai dengan Rabu Abu.
Baca juga: 5 Tradisi Unik Perayaan Paskah di Berbagai Negara, Lempar Pot Tua ke Jalanan hingga Berbagi Omelet
Dalam ibadat gereja-gereja di seluruh dunia, abu pembakaran daun palem dicampur dengan air atau minyak suci, lalu diberikan dalam bentuk tanda salib di dahi umat.
Abu daun palem yang digunakan pada Rabu Abu berasal dari perayaan Minggu Palem tahun sebelumnya.
Minggu Palem merupakan perayaan kembalinya Yesus ke Jerusalem saat Ia disambut kerumunan orang yang melambaikan daun palem atau palma.
Pemberian tanda salib dengan abu itu disertai kata-kata, "Bertobatlah, dan percaya pada Injil" (Markus 1:15) atau "Ingat bahwa kamu berasal dari debu, dan kamu akan kembali menjadi debu" (Kejadian 3:19).
Baca juga: Makna Jumat Agung dalam Rangkaian Perayaan Paskah
Rabu Abu merupakan awal masa Pra-Paskah, periode pertobatan dan refleksi selama 40 hari yang memperingati pencobaan dan pergumulan yang dihadapi Yesus selama periode yang sama di padang pasir.
Praktik menandai dahi dengan simbol tobat, berkabung, dan kematian pada awalnya dijalankan Gereja Katolik Roma.
Namun, Christian Today mencatat bahwa Gereja Metodis, Episkopal, Presbiterian, Lutheran, dan denominasi Protestan lainnya kini juga mempraktikkannya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Apa Itu Rabu Abu?
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/misa-rabu-abu.jpg)