Tegaskan Bakal Terus Serang Ukraina, Menhan Rusia: Sampai Semua Tujuan Tercapai
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Selasa (1/3/2022) menegaskan pihaknya akan tetap melanjutkan serangan Ukraina.
TRIBUN-PAPUA.COM - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Selasa (1/3/2022) menegaskan pihaknya akan tetap melanjutkan serangan Ukraina.
Shoigu mengatakan Rusia menyerang Ukraina sampai tujuannya tercapai.
"Angkatan bersenjata Rusia akan terus melakukan operasi militer khusus sampai tujuan yang ditetapkan tercapai," kata Shoigu dalam konferensi pers yang disiarkan di televisi pemerintah Rusia, dikutip dari AFP.
Lantas apa tujuan Rusia serang Ukraina?
Baca juga: Konvoi Militer Besar Sepanjang 60 Km Dikerahkan Rusia untuk Serang Ibu Kota Ukraina

Shoigu mengatakan Moskwa bertujuan untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina.
Selain itu, Moskwa ingin melindungi Rusia dari ancaman militer yang diciptakan oleh negara-negara Barat.
Beberapa saat sebelum invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Kamis (24/2/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri sempat mengutarakan tujuan perintahnya tersebut.
Di televisi, Putin menyatakan bahwa Rusia tidak dapat merasa "aman, berkembang, dan eksis" karena apa yang disebutnya sebagai ancaman konstan dari Ukraina modern.
Putin mengklaim tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida dan bertujuan untuk "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" Ukraina.
Baca juga: Invasi ke Ukraina Melambat, Rusia Disebut Pakar Barat Tengah Siapkan 2 Strategi Ini
Presiden Putin telah sering menuduh Ukraina diambil alih oleh para ekstremis, sejak presidennya yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych, digulingkan pada 2014 setelah berbulan-bulan protes terhadap pemerintahannya.
Rusia kemudian membalas dengan merebut wilayah selatan Crime dan memicu pemberontakan di timur, mendukung separatis yang telah memerangi pasukan Ukraina dalam perang yang telah merenggut 14.000 nyawa.
Pada akhir tahun 2021, Putin mulai mengerahkan sejumlah besar pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina.
Kemudian pada pekan lalu, Putin membatalkan kesepakatan damai 2015 untuk wilayah timur dan mengakui wilayah di bawah kendali pemberontak sebagai wilayah yang merdeka, yakni Donetsk dan Luhansk.
Rusia juga telah lama menolak langkah Ukraina menuju Uni Eropa dan aliansi militer pertahanan Barat NATO.
Dalam panggilan telepon dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron belum lama ini, Presiden Rusia Vladimir Putin pun menyampaikan pandangan serupa soal invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Rusia Bawa Bom Termobarik ke Ukraina, Disebut Jadi Satu di Antara Senjata Paling Mematikan