Sebelum Invasi Rusia ke Ukraina, Ini Deretan Perang yang Dikomandoi Putin dan Taktik yang Dipakai
Sebelum melakukan invasi militer di Ukraina, Vladimir Putin sudah mengawal Rusia di beberapa kampanye militer, yang menimbulkan kerusakan besar.
TRIBUN-PAPUA.COM - Sebelum melakukan invasi militer di Ukraina, Vladimir Putin sudah mengawal Rusia di beberapa kampanye militer, yang menimbulkan kerusakan besar dan sering kali tanpa pandang bulu pada infrastruktur sipil.
Perang itu ada di Chechnya hingga Suriah.
AFP melaporkan, para pengamat khawatir bos Kremlin tersebut mungkin mengulangi taktiknya di Ukraina.
Invasi Rusia ke Ukraina dipandang para pejabat Barat mulai melambat.
Akan tetapi Putin semakin beralih ke penggunaan artileri dan serangan rudal, yang jika dilanjutkan akan menghancurkan daerah pemukiman.
Baca juga: Sebut Putin Diktator, Biden: Menginvasi Negara Asing dan Timbulkan Kerugian di Seluruh Dunia

Karier Putin di puncak politik Rusia selama lebih dari 20 tahun diawali dengan kekejamannya dalam urusan militer.
Pada 1999 Putin secara mengejutkan masuk nominasi perdana menteri pilihan Presiden Boris Yeltsin, yang saat itu sedang sakit dan popularitasnya melemah karena kesengsaraan ekonomi negara, korupsi, dan perang separatis berdarah di wilayah Chechnya.
Salah satu tindakan besar pertama Putin sebagai perdana menteri adalah mengawasi serangan besar-besaran terhadap pemberontak di wilayah mayoritas Muslim yang memisahkan diri di tenggara jauh tersebut.
Meskipun Putin saat itu menyangkal menyiapkan invasi darat, puluhan ribu tentara diperintahkan ke Chechnya bersama armada pemboman udara dan artileri yang memporak-porandakan ibu kota Grozny.
"Putin berperilaku seperti kamikaze politik, melemparkan seluruh modal politiknya ke dalam perang, membakarnya habis-habisan," tulis Yeltsin dalam memoarnya.
Grozny, yang sudah hancur selama Perang Chechnya Pertama pada 1994-1996, digambarkan oleh PBB sebagai kota paling hancur di dunia setelah konflik kedua pada 1999 ini.
Namun, pertempuran yang dilaporkan oleh media pemerintah di bawah kondisi dikontrol ketat itu, mengubah Putin dari relatif tidak dikenal menjadi favorit di pemilihan presiden tahun berikutnya yang kemudian dimenangkannya.
Baca juga: Vladimir Putin Umumkan Pasukan Nuklir Rusia dalam Siaga Tinggi, Apa Tujuannya?
Perang di Suriah
Setelah invasi ke negara tetangga Georgia pada 2008 yang dengan mudah dimenangkan Rusia karena unggul jauh dalam peralatan, Putin memerintahkan pasukannya ke Suriah pada 2015 untuk mendukung rezim Bashar Al-Assad.
Langkah yang mengejutkan Barat itu diwarnai dengan peran sentral pesawat-pesawat tempur Rusia yang membombardir kota-kota Suriah, terutama selama pengepungan Aleppo pada 2016.