Rusia vs Ukraina
Mariupol Bak Kota Neraka, Warga Ukraina Berebut Makanan: Tentara Rusia Lancarkan Tembakan
Situasi di Mariupol semakin memburuk, dan memaksa warganya mulai saling serang, di tengah apa yang digambarkan oleh lembaga bantuan sebagai bencana.
Ia mengklaim serangan Rusia yang terjadi setiap 30 menit sekali, telah menggagalkan upaya evakuasi dari Mariupol, sebagaimana diberitakan AlJazeera.
Sekitar 400 ribu orang tetap berada di Mariupol, di mana Wali Kota Vadym Boychenko mengatakan pasukan Rusia terus "secara kejam dan sengaja" menyerang gedung-gedung apartemen.
"Setiap 30 menit, pesawat tiba di atas kota Mariupol dan menyerang daerah pemukiman, membunuh warga sipil - orang tua, wanita, anak-anak," katanya dalam sebuah unggahan online.
Di tengah penembakan itu, tidak ada satupun warga sipil yang bisa meninggalkan Mariupol pada Kamis (10/3/2022), kata para pejabat.
Penasihat Wali Kota, Petro Andrushenko, mengatakan Rusia ingin "membasmi orang-orang kami. Mereka ingin menghentikan segala upaya evakuasi."
Mariupol secara strategis penting karena pengepungannya memungkinkan Rusia untuk menghubungkan wilayah-wilayah pro-Moskow di timur dan Krimea yang dicaplok Rusia di selatan.
Serangan Rusia juga telah menggagalkan upaya untuk mengirim makanan, air, dan obat-obatan ke kota, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Zelensky mengatakan pasukan Rusia memulai serangan tank di koridor kemanusiaan ke kota pada hari Kamis.
“Penjajah melancarkan serangan tank tepat di tempat koridor ini seharusnya berada”, kata Zelenskyy dalam pidato yang disiarkan televisi.
Baca juga: Olena Zelenska: Anak-anak Ukraina Dihabisi Tentara Rusia
“Mereka memiliki perintah yang jelas untuk menyandera Mariupol, untuk mengejeknya, untuk terus-menerus mengebom dan menyerangnya.”
Ia menambahkan, “Ini benar-benar teror … dari teroris berpengalaman.”
Tidak ada komentar langsung dari Moskow.

Rusia Merilis Daftar Negara yang Dianggapnya sebagai Musuh
Pemerintah Rusia telah menyetujui daftar "negara-negara tak bersahabat" yang mencakup semua negara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Australia, kantor berita Interfax melaporkan.
Daftar-daftar ini dirilis menyusul banyaknya negara yang menjatuhkan sanksi pada Rusia buntut invasi Moskow ke Ukraina.