Rusia vs Ukraina
Vladimir Putin Hargai Tentara Rusia yang Tewas Rp 650 Juta per Jiwa dan Terluka Terima Rp 390 Juta
Vladimir Putin menyatakan, keluarga tentara tersebut akan mendapatkan uang pembayaran sebesar Rp 5 juta rubel atau sekitar Rp 650 juta.
TRIBUN-PAPUA.COM – Sekitar 500 tentara Rusia tewas dan 1.500 terluka dalam invasi yang dilakukan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).
Jumlah tentara Rusia yang tewas diduga jauh lebih besar dari yang diumumkan oleh pemerintah beruang merah tersebut.
Menurut informasi pejabat pertahanan Ukraina, jumlah tentara Rusia yang tewas sudah mencapai angka 9.000.
Sementara, invasi itu telah menewaskan sekitar 255 warga sipil dan 552 warga mengalami luka-luka.
Terkait tentara Rusia yang tewas, Vladimir Putin menyatakan, keluarga tentara tersebut akan mendapatkan uang pembayaran sebesar Rp 5 juta rubel atau sekitar Rp 650 juta.
Baca juga: KISAH Pierre Zakrzewski, Wartawan Perang Irak, Afghanistan hingga Suriah yang Tewas di Ukraina
Sedangkan tentara yang mengalami luka-luka, akan mendapatkan Rp 390 juta.
“Sayangnya, kami mengalami kerugian, dan tugas kami adalah mendukung keluarga militer kami yang berjuang untuk rakyat kami, rakyat Rusia,” kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis (3/3/2022) di hari kedelapan serangan Rusia ke Ukraina.
Putin menyebut orang-orang Ukraina yang membela tanah air mereka sebagai gangster ekstrim.
"Kepada semua anggota keluarga dari semua Prajurit yang gugur, mereka akan menerima pembayaran asuransi dan setiap anggota keluarga mereka akan menerima kompensasi finansial," kata dia dalam pertemuan virtual dengan dewan keamanannya, dikutip dari Daily Mail.
“Tetapi lebih dari itu, saya percaya bahwa perlu untuk menetapkan pembayaran tambahan kepada militer dan pasukan lain yang berpartisipasi dalam operasi ini dalam jumlah 5 juta Rubel,” tambah Putin dalam bahasa Rusia yang diterjemahkan dan ditayangkan oleh Sky News.
Kemudian Putin menguraikan soal kompensiasi khusus kepada tentara Rusia yang terluka.
Semua militer yang berpartisipasi dalam operasi ini juga akan menerima pembayaran tambahan, pembayaran asuransi, ditambah kompensasi untuk cedera apa pun jika seorang prajurit tidak dapat melanjutkan dinas militernya sebagai akibat dari operasi ini.
“Mereka akan menerima pembayaran 2,9 juta rubel (sekitar Rp 370 juta) dan ini sudah diatur dalam undang-undang," kata Putin.
“Saya juga percaya kita perlu memastikan pembayaran tambahan kepada staf menteri Pertahanan dan personel yang terluka dalam jumlah 3 juta rubel (sekitar Rp 390 juta),"
"Saya ingin menekankan lagi bahwa perwira dan tentara kami berjuang untuk Rusia demi kehidupan damai warga Donbass untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina sehingga kami tidak memiliki siapa pun yang mengancam kami di perbatasan kami, termasuk mengancam kami dengan senjata,” ungkap Putin.
Putin berdiri di akhir sesi Zoom dengan pejabat lain dan mengheningkan cipta untuk pasukan yang jatuh.
Baca juga: Sosok Vladimir Putin, Presiden Rusia yang Berani Serang Ukraina dan Tantang Dunia
“Kami bangga dengan militer kami. Kami akan mengingat rekan-rekan kami yang gugur, kami akan melakukan segalanya untuk menghidupi keluarga mereka, anak-anak mereka untuk mendukung pendidikan mereka. Saya meminta Anda untuk menghormati mereka dengan mengheningkan cipta selama satu menit,” kata Putin.

Pesawat kiamat Rusia lepas landas
Sementara itu, di hari kesembilan invasi, sebuah pesawat anti nuklir milik Rusia tampak lepas landas di langit Moskow, Rusia.
'Pesawat kiamat' sebutannya, dioperasikan oleh Angkatan Udara Rusia.
Menurut media pemerintah Rusia, pesawat model baru ini memiliki kemampuan untuk menahan ledakan nuklir.
Fungsinya sebagai pos komando dan kontrol udara potensial bagi pejabat tinggi saat kondisi bencana, juga konflik bersenjata nuklir.
Laporan penerbangan itu armada milik Presiden Rusia, Vladimir Putin tersebut telah menimbulkan kekhawatiran khusus bahwa perang nuklir bisa terjadi di tengah konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Dikutip dari Express.co.uk, Jumat (4/3/2022), data dari FlightRadar24 menunjukkan sebuah pesawat dengan kode RSD980 yang digambarkan sebagai Rossiya atau Skuadron Penerbangan Khusus beredar di atas Moskow.
Data menunjukkan bahwa pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Internasional Moskow Vnukovo pada pukul 16.16 waktu setempat.
Dan jalur penerbangan menunjukkan pesawat melakukan banyak sirkulasi di wilayah udara di atas Moskow.
Pesawat tersebut beredar selama 3 jam 41 menit, dan kembali mendarat di Bandara Internasional Moskow Vnukov.
Menurut kantor berita pemerintah RIA Novosti, yang mengutip sebuah sumber di kompleks industri militer negara, mengungkap pengerjaan "pesawat kiamat" generasi ketiga tersebut dilalukan di Voronezh pada Juli tahun lalu.
Tass, outlet lain yang dikelola negara Rusia, juga mengatakan pesawat baru didasarkan pada Il-96-400M, sebuah pesawat yang dirancang Soviet, dan akan menggantikan armada Il-80 Rusia saat ini.
Berbeda dengan model yang menjadi dasarnya, "pesawat kiamat" tidak memiliki jendela yang dimaksudkan untuk melindungi mereka yang ada di dalamnya dari ledakan nuklir.
"Pesawat Kiamat" dapat beroperasi sebagai pusat komando dan kendali udara yang dapat digunakan untuk mengevakuasi pejabat tinggi dalam keadaan darurat.
Baca juga: Olena Zelenska: Anak-anak Ukraina Dihabisi Tentara Rusia
Pesawat tersebut dilengkapi dengan teknologi untuk mengarahkan angkatan bersenjata jika terjadi bencana seperti perang nuklir.
Satu-satunya negara yang telah merancang dan memproduksi pesawat semacam itu adalah Amerika Serikat dan Rusia.
Menurut Angkatan Udara, pesawat kiamat dilindungi oleh gelombang elektromagnetik, terlindung dari efek nuklir dan termal.
Teknologi satelit yang digunakan di dalam pesawat juga menawarkan kemampuan komunikasi di seluruh dunia.
33 Korban Tewas di Ukraina
Setidaknya 33 orang tewas ketika pasukan Rusia menyerang daerah pemukiman, termasuk sekolah dan gedung apartemen bertingkat tinggi, di kota Chernihiv, Ukraina utara, Kamis (3/3/2022).
Layanan darurat Ukraina juga mengatakan 18 orang terluka dalam serangan itu.
Diketahui Kota Chernihiv terletak 120 kilometer (75 mil) timur laut Kyiv.
Wakil Wali Kota Chernihiv Regina Gusak mengatakan bahwa kota itu dilanda "serangan bom" Rusia, dikutip Tribunnews dari NDTV.
Layanan darurat Ukraina merilis gambar yang menunjukkan gumpalan asap keluar dari apartemen yang rusak berat, dengan puing-puing berserakan di halaman dan penyelamat membawa mayat dengan tandu.
“Pesawat Rusia juga menyerang dua sekolah di daerah Staraya Podusivka (di Chernihiv) dan rumah-rumah pribadi. Tim penyelamat sedang bekerja di daerah itu,” kata Gubernur wilayah Chernihiv, Vyacheslav Chaus.
Sejak menginvasi Ukraina seminggu yang lalu, Rusia mengatakan bahwa mereka tidak menargetkan wilayah sipil, meskipun ada bukti yang menyatakan sebaliknya.
Ukraina mengatakan sedikitnya 350 warga sipil telah tewas sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangannya.
Baca juga: Sosok Olena Zelenska, Istri Presiden Ukraina: Tak Gentar Meski Diincar Tentara Rusia
Serangan itu terjadi saat pejabat Ukraina dan Rusia berkumpul untuk membicarakan gencatan senjata di perbatasan Belarusia-Polandia, Kamis.
Putin pada hari Kamis berjanji untuk melanjutkan invansinya di Ukraina, dalam sebuah panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Pemimpin Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur bahkan ketika rentetan sanksi Barat yang disebut akan menghancurkan ekonomi Rusia. (*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul RUSIA Hargai Tentaranya yang Tewas Rp 650 Juta Per Jiwa dan Prajurit Terluka Terima Rp 390 Juta