ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Jika Putin Hadiri KTT G20, Pengamat: AS dan Sekutunya Mungkin Tak akan Kirim Delegasi

Kabar soal rencana Presiden Rusia, Vladimir Putin menghadiri KTT G20 akhir tahun ini di Bali menjadi sorotan.

AFP/HANDOUT
Dalam pengambilan video ini diambil dari cuplikan selebaran yang tersedia pada 24 Februari 2022 di situs web resmi Presiden Rusia (kremlin.ru) Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di hadapan bangsa di Kremlin di Moskow. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer" di Ukraina pada 24 Februari dan meminta tentara di sana untuk meletakkan senjata mereka, menentang kemarahan Barat dan seruan global untuk tidak melancarkan perang. (Photo by Handout / KREMLIN.RU / AFP) 

TRIBUN-PAPUA.COM - Kabar soal rencana Presiden Rusia, Vladimir Putin menghadiri KTT G20 akhir tahun ini di Bali menjadi sorotan.

Pasalnya, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutu AS menentang kehadiran Putin di acara tersebut.

Pakar hubungan internasional dari Universitas Indonesia (UI), Hariyadi Wirawan memprediksi, jika Putin tetap hadir, AS dan negara-negara sekutunya hanya akan mengirim delegasi saja di KTT G20 itu. Kepala negara atau kepala pemerintahan tidak akan hadir.

"Walaupun Indonesia tetap mengundang Putin, dan itu berarti kepala negara G20 lainnya (kemungkinan) tidak datang atau menurunkan delegasinya," kata Hariyadi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/3/2022).

Baca juga: Keberatan Indonesia Undang Putin ke G20, PM Australia Hubungi Jokowi: Itu Langkah yang Terlalu Jauh

Hariyadi juga memprediksi, AS dan negara-negara sekutunya akan meminta Indonesia untuk menunda pertemuan KTT G20 tersebut. Namun, kata dia, hal tersebut akan sulit terwujud karena anggota-anggota G20 lainnya seperti China, India, dan beberapa negara di Benua Afrika tidak akan setuju dengan penundaan tersebut.

Ia mengatakan, dalam kondisi saat ini, Indonesia selaku Ketua Presidensi G20 harus menjalankan tugasnya dengan tetap mengundang semua negara anggota.

"Tapi itu akan membuat pertemuan ini jadi awkward (canggung), tidak mencapai sasaran yang diharapkan. Rusia dapat sanksi ini itu dan tidak mendukung perbaikan perekonomian internasional," ujarnya.

Hariyadi menilai, jika AS dan negara-negara sekutunya hanya mengirimkan delegasi untuk menghadiri KTT G20, pertemuan tersebut tak akan mencapai target perbaikan ekonomi dunia.

Baca juga: Kata Kemenlu RI soal Putin yang akan Hadiri KTT G20: Kewajiban Presidensi untuk Undang Semua Anggota

"Pertemuannya jadi tidak ada kekuatan apa pun," ucap dia.

Kantor berita AFP melaporkan Rabu lalu bahwa Putin tidak terima saran Rusia dikeluarkan dari kelompok tersebut karena perang di Ukraina.

Sehari sebelumnya, Amerika Serikat mengindikasikan akan berkonsultasi dengan sekutunya mengenai keanggotaan Rusia di forum internasional demi meningkatkan tekanan atas invasi ke Ukraina.

Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan, tuan rumah G20 Jakarta telah mengundang Putin ke KTT kepala negara November 2022 di Bali.

"Tergantung banyak hal, termasuk situasi Covid-19 yang semakin membaik. Tapi, sejauh ini ya niatnya datang," kata Vorobieva kepada wartawan. (*)

Berita terkait lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jika Putin Hadiri KTT G20, Biden dan Presiden Sejumlah Negara Sekutu AS Diprediksi Tak Hadir

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved