ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Hanya di Papua

LIPSUS: PETA, Tradisi Masyarakat di Papua dalam Merawat Kerukunan Hidup Beragama

PETA atau Pegang Tangan menjadi tradisi masyarakat Papua dalam memupuk persaudaraan, menjaga kerukunan antarumat beragama di Bumi cenderawasih.

Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
Tribun-Papua.com/ Gratianus Silas
TRADISI PETA - Keceriaan terpancar dari raut wajah anak-anak usia sekolah saat ditemui di pinggir jalan Kota Jayapura. Mereka merawat tradisi PETA dengan berjalan bersilaturahmi dari satu rumah ke rumah lainnya di momen Idulfitri 2022, Senin (2/5/2022). 

PETA di Fakfak Papua Barat

Tak hanya di Kota Jayapura, namun tradisi ini dilakukan di seluruh daerah di Papua, termasuk hingga di Fakfak Papua Barat.

Dalam pantauan Tribun-Papua.com Selasa (3/5/2022), pada hari pertama lebaran di Fakfak, warga muslim saling kunjung mengunjungi, baik sanak famili maupun sesama rekan kerja.

Dalam momen PETA hari pertama, biasanya warga muslim di Fakfak mengunjungi sanak saudara yang paling tertua, misalnya anak dan cucu mengunjungi kakek-nenek mereka.

Dalam prosesi PETA, mereka saling bermaaf-maafan dan terkadang menitikkan air mata mengenang momen-momen bersama.

Sama halnya di Jayapura, tradisi PETA di Fakfak juga disemarakkan oleh anak-anak kecil yang membawa kantong plastik untuk membungkus segala camilan, kue kering, dan minuman kemasan.

352022_ANAK_PETA
Tradisi PETA (Pegang Tangan) di Papua disemarakkan anak-anak usia sekolah. Sembari mengucapkan selamat lebaran atau Idulfitri, mereka membawa tas ransel hingga kantong plastik untuk membungkus minuman kaleng maupun makanan ringan yang diberikan.

Mereka biasanya berjalan bergerombol, dan mengetuk pintu dari rumah ke rumah untuk bertamu atau jalan PETA, dengan meneriakan minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin.

Lebih jauh, dalam momen jalan peta di Fakfak Papua Barat juga diikuti oleh warga non muslim, yang ikut bersilaturahmi ke rumah-rumah, untuk bertamu, bercengrama, dan saling bermaaf-maafan.

Warga muslim sangat menyambut baik kunjungan warga non muslim, dengan jamuan makan bersama.

Seorang warga Distrik Fakfak Kota, Adriani Kastela (42), mengatakan tradisi jalan PETA selalu rutin digelar tiap tahunnya, saat momentum perayaan hari-hari besar keagamaan.

"Tradisi peta adalah tradisi khas di Papua dan sangat kental dengan budaya toleransi serta menjunjung tinggi rasa persaudaraan," kata Adriani.

Dengan adanya jalan Peta, Adriani menjelaskan masyarakat dapat saling menghargai satu sama lain, dan mengenal hari raya masing-masing agama.

"Selalu punya spirit kekeluargaan, kita jalan peta dari rumah ke rumah itu untuk bisa silaturahmi dan tak hanya untuk seremoni saja tapi lebih dari itu, bisa mempererat persaudaraan antar sesama umat beragama," tambahnya.

Sekadar diketahui, tradisi jalan peta di Fakfak Papua Barat telah dilakukan secara turun temurun dan telah menjadi budaya bersama.

Tradisi jalan peta bukan hanya soal seremonial saja, tetapi lebih dari itu sebagai wujud toleransi antar umat beragama. (*)

Sumber: Tribun Papua
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved