ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Rusia Vs Ukraina

Niat Kuat Hentikan Perang Rusia dan Ukraina, Paus Fransiskus sampai Rela Lakukan Ini

Paus sendiri mengaku mendengar kabar bahwa Putin berencana mengakhiri invasi ke Ukraina pada 9 Mei atau Hari Kemenangan Rusia.

Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
AP PHOTO/RODRIGO ABD
Dua tentara berjalan di sekeliling tank-tank Rusia yang hancur di Bucha, pinggiran Kyiv, Ukraina, Minggu (3/4/2022). Tentara Ukraina menemukan jasad-jasad manusia yang tewas secara brutal dan kerusakan massal di pinggiran Kyiv, lalu meminta penyelidikan kejahatan perang dan sanksi baru terhadap Rusia. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, kembali menyatakan kesiapannya untuk bertemu Preside Rusia, Vladimir Putin.

Upaya Paus bertemu Putin tak lain untuk meminta mengakhiri invasi di Ukraina.

"Kami belum menerima jawaban dan kami masih bersikeras, bahkan jika saya khawatir Putin tidak dapat dan tidak ingin mengadakan pertemuan ini sekarang.”

“Tetapi begitu banyak kebrutalan, bagaimana Anda tidak bisa menghentikannya?”

“Dua puluh lima tahun yang lalu kami mengalami hal yang sama dengan Rwanda," kata Paus Fransiskus.

Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paul Fransiskus menyampaikan keprihatinnya atas invasi Rusia ke Ukraina.
Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paul Fransiskus menyampaikan keprihatinnya atas invasi Rusia ke Ukraina. (Istimewa)

Paus mengaku tidak akan melakukan perjalanan ke Kyiv untuk saat ini, namun berencana mengirim perwakilan.

"Pertama saya harus pergi ke Moskow, pertama saya harus bertemu Putin.”

“Tapi saya juga seorang pendeta, apa yang bisa saya lakukan?”

“Saya akan melakukan apa pun yang saya bisa. Jika Putin membuka pintu," katanya.

Baca juga: Komunikasi Lewat Telepon, Jokowi Sebut Putin Menyatakan Hadir di KTT G20 di Bali

Paus sendiri mengaku mendengar kabar bahwa Putin berencana mengakhiri invasi ke Ukraina pada 9 Mei atau Hari Kemenangan Rusia.

Kabar tersebut diterima Paus dari Perdana Menteri Hongaria, Victor Orban yang mengatakan kepadanya.

Paus, yang mengaku diberitahu informasi ini pada akhir April lalu, menyatakan hal ini kepada surat kabar Italia, Corriere della Sera dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Selasa (3/5/2022).

"Orban, ketika saya bertemu dengannya, dia mengatakan kepada saya bahwa Rusia punya rencana, bahwa semuanya akan berakhir pada 9 Mei," kata Paus Fransiskus, dikutip dari CNN.

"Ini juga akan menjelaskan kecepatan eskalasi hari ini. Karena sekarang bukan hanya Donbas, ini Krimea, ini Odesa, itu mengambil pelabuhan Laut Hitam dari Ukraina, itu segalanya."

"Tidak ada cukup keinginan untuk perdamaian," kata Paus.

"Saya pesimis, tetapi kita harus membuat setiap gerakan yang mungkin untuk menghentikan perang," imbuhnya.

Rusia tak buru-buru

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow tidak akan menetapkan kerangka waktu buatan untuk operasi militernya di Ukraina untuk menyelesaikannya pada Hari Kemenangan, 9 Mei mendatang.

"Pasukan kami tidak akan secara artifisial mendasarkan kegiatan mereka pada tanggal tertentu, termasuk Hari Kemenangan," jawab Lavrov dalam wawancara dengan Mediaset Italia.

"Kami akan merayakan 9 Mei dengan khidmat seperti yang selalu kami lakukan," tambah Lavrov.

Baca juga: Pemuka Agama Katolik Dunia Pesimis Perang Rusia dan Ukraina Bisa Berakhir: Tak Ada Keinginan Damai!

Menurut laporan TASS pada Senin (2/5/2022), Lavrov menilai kecepatan operasi militer Rusia di Ukraina bergantung pada kebutuhan untuk mengurangi risiko bagi warga sipil dan pasukan Rusia.

Lavrov mencatat bahwa operasi itu terutama ditujukan untuk memastikan keselamatan warga sipil dan memastikan bahwa tidak ada ancaman dari Ukraina kepada warga sipil.

Ia turut menyinggung penyebaran paham Nazi di Ukraina yang menurutnya diremehkan Barat.

"Saya telah melihat laporan di NBC, saya telah membaca majalah National Interest. Artikel-artikel serius mulai muncul di sana yang memperingatkan agar tidak bermain-main dengan Nazi, seperti yang terjadi pada 1935-1938," diplomat top Rusia itu menekankan. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved