Pemekaran Papua
Ini Alasan Bupati Mamberamo Raya, John Tabo Dukung DOB Papua: Pemerintah Beri Hak Sulung
Terima kasih Pemerintah Indonesia yang telah memberikan hak sulung itu kepada masing-masing daerah dan tidak ada yang kurang
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Bupati Mamberamo Raya, John Tabo menyampaikan rasa terima kasi kepada Pemerintah Indonesia yang telah memberikan hak kesulungan di Papua melalui Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua.
Hal itu disampaikan John Tabo saat memberikan sambutan dalam rapat khusus percepatan pembangunan kesejahteraan sesuai dengan wilayah adat Papua, di Suni Garden Lake Hotel & Resort Sentani, Jumat (10/6/2022).
• Ini Seruan Menohok Dewan Adat Papua kepada OAP: Harus Cerdas Melihat Rencana DOB Papua
"Terima kasih Pemerintah Indonesia yang telah memberikan hak sulung itu kepada masing-masing daerah dan tidak ada yang kurang," kata John.
Oleh karena itu, lanjut dia, rencana pemerintah pusat yang akan melakukan pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua tidak perlu diributkan. Karena tujuannya adalah untuk kepentingan masyarakat di Bumi Cenderawasih.
"Kita kok ribut. Sementara makanan yang dikasih dan diatur di atas meja ini tidak dimakan, dan piringnya tidak dicuci, malah teriak terus. Negara ini kurang apa," jelasnya.
• Ini Alasan Pengamat Politik Uncen Tolak DOB, Diego: Bisa Menjadi Bara Api dan Bom Waktu bagi Papua
Selain itu, dia juga menyampaikan terima kasih kepada Majelis Rakyat Papua (MRP) yang telah berperan dalam memperjuangkan DOB Papua.
"Pemikiran MRP ini baik, dan mereka telah tanam buah yang baik, sehingga nantinya akan berbuah baik. Karena Papua ini dibangun melalui 3 tungku yaitu pemerintah, agama dan adat, " katanya.
Tidak hanya itu, John juga menyebut soal Papua, negara Indonesia juga telah memberikan kesejahteraan.
• Elit Politik Papua Dukung DOB, Maiton Gurik: Jangan Korbankan Rakyat
"Dulu kita setengah mati untuk sekolah, tetapi sekarang, kita dikasih biaya dari otonomi khusus hingga bisa ke Amerika, Australia, dan kemana-mana, baru mau minta merdeka" ujarnya.
Oleh sebab itu, Jhon mengajak semua rakyat di Tanah Papua ini untuk membuka mata hati dan jujur secara ilmiah yang telah diperoleh di dalam pendidikan.
"Buat adik-adik saya yang sudah berpendidikan S1 dan S2, berikan pandangan dengan bahasa yang sederhana sesuai dengan budaya kita. Belanda sudah bikin peta tujuh wilayah adat, jadi kita bersama-sama amankan diri kita masing-masing, tidak usah rampas hak orang lain," pungkasnya. (*)