ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemilu 2024

Waduh, Ada Persaingan di Internal KIB soal Penerus Tahta Jokowi, Siapa Kandidat yang Diusung?

Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP Arsul Sani berbicara mengenai calon presiden (capres) yang bakal diusung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
Tribun-Papua.com/Istimewa
PAN, Golkar dan PPP Bangun Koalisi Bersatu, Kamis (12/5/2022) (IG; @airlanggahartarto) 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Usai Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Golkar membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), belum ada sosok yang diusung menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden.

Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP Arsul Sani berbicara mengenai calon presiden (capres) yang bakal diusung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Baca juga: Anies Baswedan Dilengserkan, Kans Anak Papua Ini Jadi Gubernur DKI Jakarta Justu Makin Terbuka Lebar

Dari pihak internal, Arsul menyebut tiga ketua umum partai di KIB menjadi kandidat kuat.

Mereka adalah Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketum PPP Suharso Monoarfa.

"Nama yang terkuatnya tiga ketua umum partai itu. Pak Airlangga, Pak Zul, sama Pak Harso. Salah satu jadi capres, yang duanya jadi cawapres dan ketua tim pemenangan, gitu aja," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6/2022).

Arsul tak menampik bahwa KIB juga membuka peluang untuk mengusung capres dari luar koalisi.

Namun secara pribadi, Arsul menilai parpol tak ingin mengusulkan nama capres hanya karena berelektabilitas tinggi di berbagai lembaga survei.

Selain itu, seseorang tidak bisa dicalonkan sebagai capres atau cawapres, tetapi belum bergabung ke partai politik.

Baca juga: Geser Anies Baswedan, Sosok Ini Incar Kursi Gubernur DKI Jakarta, Ketua Parpol yang Suka Bikin Gaduh

"Parpol tidak ingin orang itu hanya karena surveinya tinggi. Parpol itu, menurut saya, tidak ingin hanya karena orang itu diciptakan satu situasi di mana surveinya tinggi, terus ada 'pemodalnya', terus kita ambil itu," ucapnya.

"Jadi tidak bisa orang itu belum masuk ke partai politik nah langsung dari capres atau cawapres. Itu semangat yang ada dari partai-partai, saya kira itu," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved