Ganjar yang Dilirik Partai Lain dan Peringatan PDIP agar Kadernya Tak Dibajak
Nasib Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 masih masih samar.
Megawati, lanjut dia, juga akan mendengarkan aspirasi masyarakat untuk menentukan nama capres.
"Terbukti dari PDI Perjuangan, mohon maaf, tidak bermaksud menyombongkan diri, dari jumlah kader-kader yang telah dipersiapkan melalui sekolah partai, ini itu banyak yang menjalankan amanat dari rakyat," tutur Hasto.
Hasto pun menegaskan bahwa PDIP saat ini fokus pada proses kaderisasi internal untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin.
Peluang Ganjar
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam, banyak hal yang akan dipertimbangkan PDIP sebelum memutuskan nama calon presiden yang akan diusung.
Meski elektabilitas Ganjar menjanjikan, belum tentu Gubernur Jawa Tengah itu akhirnya diusung PDIP sebagai calon RI-1.
Ini melihat sentilan-sentilan internal PDIP ke Ganjar setahun terakhir. Mulai dari tak diundang di acara partainya sendiri, hingga disebut "keminter" atau sok pintar, bahkan "kemlinthi" atau congkak.
Menurut Umam, dinamika ini menunjukkan bahwa Ganjar salah strategi menghadapi Pilpres 2024. Meski lihai dalam komunikasi publik, nyatanya dia tak mampu menjaga kepercayaan elite PDIP.
"Tampaknya Ganjar salah strategi karena tidak mampu menyeimbangkan kelihaian komunikasi publiknya dengan kemampuannya menjaga kepercayaan elite PDIP pada dirinya," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (8/6/2022).
Baca juga: Singgung Peluang KIB Usung Ganjar dan Anies di Pilpres 2024, Ketum PAN: Bisa Juga
Umam menduga, langkah Ganjar safari politik ke berbagai daerah tak diimbangi dengan kontribusi membangun partai. Ganjar terlalu fokus membangun citra diri, hingga mengesampingkan tugas kepartaian yang diamanatkan kepadanya.
Padahal, kader dan elite PDIP lainnya bekerja siang malam mengelola, menata, dan mengonsolidasikan partai.
Namun, Ganjar yang tidak banyak berkeringat untuk partai itu justru digadang-gadang menjadi calon presiden karena punya modal elektabilitas tinggi dan persepsi publik yang baik.
Oleh karenanya, menurut Umam, wajar jika sejumlah kader dan elite partai banteng jengkel karena merasa dilangkahi oleh Gubernur Jawa Tengah itu.
"Karena itu, narasi serangan "pemimpin medsos", "kemajon", "kemlinthi" muncul dari berbagai elit PDIP," ujar Umam.
Tak hanya itu, lanjut Umam, jika akhirnya PDIP mengusung Ganjar sebagai capres, maka mata rantai kepemimpinan trah Soekarno akan terputus.
Sementara, di internal PDIP ada Puan Maharani, yang tak lain adalah putri Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sekaligus cucu Soekarno.
"Semua itu mengonfirmasi begitu rapuhnya akar politik Ganjar di PDIP saat ini," tutur dosen Universitas Paramadina itu. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kode "Keras" PDIP buat Parpol Lain yang Ingin "Bajak" Ganjar untuk Pilpres