ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Ganjar yang Dilirik Partai Lain dan Peringatan PDIP agar Kadernya Tak Dibajak

Nasib Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 masih masih samar.

Tribunnews
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo digadang-gadang menjadi calon presiden potensial di Pilpres 2024 karena menduduki puncak elektabilitas.

Dalam hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga, elektabilitas Ganjar sering kali berada di puncak.

Elektabilitas Ganjar mengungguli sejumlah nama besar lainnya seperti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Kendati demikian nasib Ganjar jelang Pilpres 2024 masih samar lantaran PDIP sebagai partai yang menaunginya belum memberi kepastian.

Ditambah, sedari lama internal PDIP diterpa isu rivalitas dua kader antara Ganjar dan putri mahkota partai, Puan Maharani.

Hal itu membuat Ganjar dilirik oleh sejumlah partai jelang Pilpres 2024.

Baca juga: Elektabilitas Ganjar Jelang Pilpres 2024 Salip Jokowi di 2014, SMRC: Terus Naik Mendekati Pilpres

Dilirik Partai Lain

Di tengah ramainya penjajakan para elite partai ke partai lainnya jelang Pilpres 2024, nama Ganjar bukan sekali dua kali saja disinggung.

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) misalnya, terang-terangan membuka kemungkinan untuk mengusung Ganjar di pilpres.

Meski telah berkongsi, koalisi yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu hingga kini memang belum menentukan nama calon presiden (capres) yang akan diusung.

"Ada yang tanya kalau dari luar (KIB), jangan-jangan ini koalisi untuk Pak Ganjar Pranowo, oh bisa juga," kata Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam acara Silaturahmi Nasional KIB, Sabtu (4/6/2022).

Selain Ganjar, kata Zulhas, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga sangat mungkin diusung Koalisi Indonesia Bersatu sebagai capres. Berbagai peluang terbuka lebar lantaran sejauh ini KIB belum mendiskusikan ihwal nama calon presiden.

"Ada lagi yang tanya jangan-jangan ini koalisi untuk Pak Anies? Bisa juga. Kok semua bisa? Karena kami memang belum membicarakan soal capres dan cawapres," ujar Zulkifli.

Baca juga: Hasil Survei Poltracking: Ganjar Jadi Kandidat Capres 2024 Terkuat Kalahkan Prabowo, Anies, dan Puan

Kendati demikian, Zulkifli menyebut, KIB juga mempertimbangkan nama-nama di internal partai koalisi seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.

Akhir Mei lalu, PAN juga sempat memberi isyarat bahwa Koalisi Indonesia Bersatu terbuka untuk mengusung Ganjar sebagai capres.

Namun demikian, Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay mengatakan, koalisinya masih menunggu langkah PDIP, partai yang kini menaungi Ganjar.

“Kalau Ganjar dia emang kuat, hasil survei bilang begitu. Tapi PDIP kan belum gabung. Jadi kita tidak bisa sebut dia capres takutnya PDIP-nya yang nggak mau,” kata Saleh dikutip dari Kompas TV, Selasa (24/5/2022).

“Tapi kalau Pak Ganjar mau jadikan kami motor, ya silakan kami terbuka untuk diskusi,” ujarnya.

Kode Keras PDIP

PDIP pun akhirnya angkat bicara soal kemungkinan partai lain "membajak" Ganjar sebagai capres mereka di 2024.

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto merespons keras hal ini. Dia menyatakan bahwa sejatinya tugas partai adalah menggembleng kadernya sendiri, bukan merebut kader partai lain.

Baca juga: Hubungan Ganjar dan Internal PDIP Memanas, Hasto Sebut Megawati Ingin Kader Disiplin terkait Pilpres

"Partai punya tugas untuk menggembleng setiap anggota dan kadernya, bukan membajak kader dari partai lain, dan itulah bagian dari prinsip yang harus dikedepankan," kata Hasto saat ditemui di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Hasto menyebutkan, PDIP tak menginginkan adanya salip menyalip antarpartai politik. Dia mengeklaim, partainya memiliki prinsip gotong royong dalam politik.

"Menyelesaikan masalah rakyat yang begitu banyak dan (jadi) tanggung jawab kita bersama. Itu yang didorong oleh PDI Perjuangan," kata dia.

Pun demikian, kata Hasto, PDIP juga enggan mencampuri urusan rumah tangga partai lain.

Tunggu Arahan Megawati

Hasto pun menegaskan bahwa PDIP masih menunggu arahan dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri soal calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung partainya di 2024. Hingga kini, partai banteng itu belum memberi sinyal siapa sosok yang bakal mereka usung.

"Jadi urusan pilpres ini ibu ketua umum," kata Hasto.

Kendati begitu, dia mengungkap tiga kriteria capres yang bakal dipilih Megawati, yakni rekam jejak, karakter, dan daya juang calon.

Baca juga: Minta Ganjar Tunggu Arahan Megawati, Politisi PDIP: Jangan Terlalu Kelihatan Bernafsu Jadi Presiden

Selain itu, Hasto menyatakan bahwa Megawati juga akan meminta petunjuk Tuhan agar sosok terpilih merupakan orang yang tepat.

Megawati, lanjut dia, juga akan mendengarkan aspirasi masyarakat untuk menentukan nama capres.

"Terbukti dari PDI Perjuangan, mohon maaf, tidak bermaksud menyombongkan diri, dari jumlah kader-kader yang telah dipersiapkan melalui sekolah partai, ini itu banyak yang menjalankan amanat dari rakyat," tutur Hasto.

Hasto pun menegaskan bahwa PDIP saat ini fokus pada proses kaderisasi internal untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin.

Peluang Ganjar

Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam, banyak hal yang akan dipertimbangkan PDIP sebelum memutuskan nama calon presiden yang akan diusung.

Meski elektabilitas Ganjar menjanjikan, belum tentu Gubernur Jawa Tengah itu akhirnya diusung PDIP sebagai calon RI-1.

Ini melihat sentilan-sentilan internal PDIP ke Ganjar setahun terakhir. Mulai dari tak diundang di acara partainya sendiri, hingga disebut "keminter" atau sok pintar, bahkan "kemlinthi" atau congkak.

Menurut Umam, dinamika ini menunjukkan bahwa Ganjar salah strategi menghadapi Pilpres 2024. Meski lihai dalam komunikasi publik, nyatanya dia tak mampu menjaga kepercayaan elite PDIP.

"Tampaknya Ganjar salah strategi karena tidak mampu menyeimbangkan kelihaian komunikasi publiknya dengan kemampuannya menjaga kepercayaan elite PDIP pada dirinya," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (8/6/2022).

Baca juga: Singgung Peluang KIB Usung Ganjar dan Anies di Pilpres 2024, Ketum PAN: Bisa Juga

Umam menduga, langkah Ganjar safari politik ke berbagai daerah tak diimbangi dengan kontribusi membangun partai. Ganjar terlalu fokus membangun citra diri, hingga mengesampingkan tugas kepartaian yang diamanatkan kepadanya.

Padahal, kader dan elite PDIP lainnya bekerja siang malam mengelola, menata, dan mengonsolidasikan partai.

Namun, Ganjar yang tidak banyak berkeringat untuk partai itu justru digadang-gadang menjadi calon presiden karena punya modal elektabilitas tinggi dan persepsi publik yang baik.

Oleh karenanya, menurut Umam, wajar jika sejumlah kader dan elite partai banteng jengkel karena merasa dilangkahi oleh Gubernur Jawa Tengah itu.

"Karena itu, narasi serangan "pemimpin medsos", "kemajon", "kemlinthi" muncul dari berbagai elit PDIP," ujar Umam.

Tak hanya itu, lanjut Umam, jika akhirnya PDIP mengusung Ganjar sebagai capres, maka mata rantai kepemimpinan trah Soekarno akan terputus.

Sementara, di internal PDIP ada Puan Maharani, yang tak lain adalah putri Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sekaligus cucu Soekarno.

"Semua itu mengonfirmasi begitu rapuhnya akar politik Ganjar di PDIP saat ini," tutur dosen Universitas Paramadina itu. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kode "Keras" PDIP buat Parpol Lain yang Ingin "Bajak" Ganjar untuk Pilpres

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved