Pemilu 2024
Eks Danjen Kopassus Bocorkan Rencana Lengserkan Jokowi ke Media Asing, Ini Sosoknya
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda membeberkan, Prabowo Subianto mendapati perolehan suara 22,5 persen
Prabowo Subianto menjadi tokoh politik yang saat ini berada masa keemasan.
Berdasarkan survey Poltracking, dalam simulasi 10 nama calon presiden, Prabowo Subianto sangat berpotensi terpilih menjadi Presiden RI pasca era Joko Widodo.
Baca juga: Poltracking Indonesia Rilis Hasil Temuan Baru, Ganjar Geser Eks Pangkostrad di Bursa Pilpres 2024
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda membeberkan, Prabowo Subianto mendapati perolehan suara 22,5 persen, hanya kalah dari Ganjar Pranowo dengan perolehan suara 26,9 persen.
Di bawah Prabowo ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 16,8 persen, serta Agus Harimurti Yudhoyono 3,6 persen.
Prabowo Subianto
Letnan Jenderal H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo, atau akrab dengan Prabowo Subianto mulai dikenal secara luas sejak ia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2009. Kariernya di dunia militer sangat cemerlang dan naik begitu pesat.
Dikutip dari jabar.tribunnews.com, secara professional, kariernya dimulai pada sejak tahun 1974, saat ia bergabung sebagai anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Belum lama menjadi anggota Kopassus, Prabowo ditugaskan ke Timor Leste. Tidak tanggung-tanggung, ia diberikan amanah sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassus.
Baca juga: Geser Puan dan Prabowo, Ganjar Gaet Eks Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi, Dijamin Menangi Pilpres
Pada tahun 1985, ia ditempatkan di Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sebagai Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 sampai tahun 1987. Kemudian pada tahun 1991 sampai 1993, ia menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 di Kostrad.
Kariernya terus naik, di Kopassus ia diangkat sebagai Komandan Grup-3 pada tahun 1993. Setahun kemudian ia diangkat menjadi Wakil Komandan Kopassus, dan pada tahun 1995 sampai 1996, ia menjabat sebagai Komandan Kopassus.
Kariernya di dunia militer semakin moncer ketika ia ditunjuk sebagai Komandan Jenderal Kopassus pada 1996 asmpai 1998. Ketika menjadi Komandan Jenderal Kopassus, ia ditugaskan untuk memimpin pembebasan sandera Mapenduma.
Dalam operasi tersebut, Prabowo Bersama timnya berhasil menyelamatkan 10 dari 12 peneliti yang disandera oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Puncak kariernya terjadi pada 1998, ketika ia ditunjuk sebagai Panglima Kostrad (Pangkostrad) yang membawahi sekitar 11.000 prajurit. Saat itu, ia juga memegang peran penting di dalam TNI AD, dimana ia ditugaskan untuk mengamankan Jakarta karena situasi yang sedang kacau saat terjadi reformasi.
Pasca berhenti dari dunia militer, Prabowo mulai masuk ke dalam dunia bisnis dan politik. Di dunia bisnis, namanya tercatat sebagai salah satu pemegang peranan penting di beberapa perusahaan.
Sementara itu, di dunia politik, Prabowo maju mendampingi Megawati Soekarnoputri dalam Pilpres 2009. Namun mereka hanya mampu meraih suara 26,79 persen, masih kalah dari pasangan SBY – Boediono.
Pilpres berikutnya pada 2014, Prabowo kembali maju dalam bursa Pilpres. Kali ini ia bahkan langsung menjadi calon presiden, berdampingan dengan Hatta Rajasa. Namun lagi-lagi suaranya masih kalah dari pasangan Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla yang menjadi presiden dan wakil presiden untuk periode 2014-2019.
Ia tidak patah semangat. Di Pilres 2019 ini, ia kembali mencalonkan diri sebagai presiden berpasangan dengan Sandiaga Salahudin Uno sebagai cawapresnya.
Ia kembali head to head dengan Joko Widodo yang maju sebagai calon petahana didampingi oleh Ma’ruf Amin. (*)