Virus Corona di Papua
Update Virus Corona di Papua dan Papua Barat hingga Jumat 24 Juni 2022: Total Kasus Capai 80.212
Berikut ini jumlah total kasus Covid-19 hingga hari ini, Jumat (24/6/2022) untuk provinsi Papua dan Papua Barat.
TRIBUN-PAPUA.COM - Berdasarkan data dalam 24 jam terakhir hingga Jumat (24/6/2022), jumlah kasus secara nasional masih bertambah sejak kasus pasien pertama terinfeksi Covid-19 diumumkan pada 2 Maret 2020.
Jumlah kasus positif dikonfirmasi berdasarkan pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
Berikut ini jumlah total kasus Covid-19 hingga hari ini, Jumat (24/6/2022) untuk provinsi Papua dan Papua Barat:
Baca juga: Pemprov Papua Minta Pemkab Kejar Target Capaian Vaksin Dosis Dua
Papua
Positif: 48.655
Sembuh: 48.002
Meninggal: 579
Papua Barat
Positif: 31.557
Sembuh: 31.141
Meninggal: 382
Gejala Omicron BA.4 dan BA.5
Penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 telah dikonfirmasi masuk ke Indonesia sejak awal Juni 2022.
Subvarian Omicron itu diyakini sebagai penyebab naiknya kasus Covid-19 di Tanah Air satu minggu belakangan.
Bahkan jumlahnya tercatat sudah melewati 1.000 kasus.
Menyoroti kenaikan kasus tersebut, lantas separah apa gejala Omicron BA.4 dan BA.5?
"Gejalanya sebetulnya hampir sama seperti varian Omicron yang sebelumnya. Jadi mirip-mirip," jelas Prof. Zubairi Djoerban, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui video singkat di akun Instagramnya, @profzubairi, baru-baru ini.
Ada pun beberapa gejala yang dirasakan pasien Covid-19 akibat subvarian tersebut adalah batuk, pilek, bersin-bersin, hidung meler, hidung tersumbat dan terkadang bisa menyebabkan meriang.
Sementara itu, jika gejalanya berskala sedang, pasien dapat merasakan keluhan seperti hilangnya indra perasa, penciuman, hingga sesak napas.
Baca juga: Sebut Virus Hendra Lebih Berbahaya Dibanding Covid-19, Epidemiolog Ungkap Penyebab dan Gejalanya
Berdasarkan gejala yang ditimbulkan, Prof. Zubairi memperkirakan bahwa puncak kasus yang disebabkan subvarian BA.4 dan BA.5 tampaknya tidak separah kenaikan kasus akibat varian Delta di tahun 2021.
Hal itu merujuk pada jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 belum bertambah signifikan.
"Kelihatannya tidak, jadi yang ini hanya kelihatan lama virusnya berada di tengah kita. Untuk kenaikan kasusnya tidak melebihi varian sebelumnya." tambah Prof Zubairi di video lanjutannya.
Lebih lanjut terkait dengan gejala tersebut, kenaikan kasus yang diakibatkan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pun dikatakan cukup aman bagi masyarakat.
Pasalnya, kata dokter yang akrab disapa Prof Beri itu, prinsip gejala akibat Omicron BA.4 dan BA.5 cenderung ringan.
"Tidak lebih berat prinsip gejalanya ringan. Dan saya kira cukup aman buat kita tapi mungkin cukup lama bertahan di kita," tandas dia.
Meski gejalanya terbilang ringan, bukan berarti kita mengabaikan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
Prof. Zubairi tetap mengimbau masyarakat untuk tidak panik, dan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker di dalam atau luar ruangan guna mewaspadai penularan virus Corona. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul UPDATE Covid-19 di Sulteng, Sultra, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat 24 Juni 2022 dan Gejala Omicron BA.4 dan BA.5, Lebih Parah dari Varian Sebelumnya?