Kongres Masyarakat Adat
Kampung Dondai Minta Panitia KMAN Seriusi Lokasi Sarasehan
Rumah adat di Kampung Dondai akan digunakan sebagai lokasi sarasehan saat KMAN VI pada 24-30 Oktober mendatang.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI – Juru Bicara Ondoafi Kampung Dondai, Musa Dike meminta panitia Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-VI (KMAN VI) agar serius menangani kendala di rumah adat (Obhe).
Rumah adat di Kampung Dondai akan digunakan sebagai lokasi sarasehan saat KMAN VI pada 24-30 Oktober mendatang, namun rumah adat di kampungnya itu tidak mampu menampung peserta kongres karena tidak cukup luas.
"Obhe hanya bisa mampu menampung sekira 60 sampai 70 orang. Sementara jumlah peserta KMAN yang akan menginap sekitar 300 orang," kata di Kampung Dondai, Distrik Waibu, Sabtu (24/9/2022).
Baca juga: Besok Pemkab Jayapura Gelar Pra Event KMAN VI, Mathius Awoitauw: Di Kampung Berap
Saat ini masyarakat adat Kampung Dondai menyiapkan sebuah lapangan di tengah kampung yang ukurannya lebih luas untuk tempat sarasehan.
Adapun kendala lainnya dengan menggunakan lapangan jika turun hujan dipenuhi lumpur.
Musa meminta kepada panitia agar melihat kondisi itu karena waktu pelaksanaan hanya tinggal sebulan lagi.
Selain sebagai lokasi sarasehan peserta KMAN VI tinggal di 14 rumah yang telah disediakan oleh masyarakat dan hanya mampu tampung 160 peserta.
Baca juga: Ondofolo Minta Panitia KMAN Kerja Cepat, Kampung Dondai Tampung 160 Peserta
Sekadar informasi, peserta kongres bakal datang dari berbagai suku di Indonesia dan luar negeri itu menunjukkan kekhasan budayanya masing-masing.
Seperti bahasa, tarian, lagu, pakaian, hasil-hasil karya adat, struktur kelembagaan adat, dan hasil-hasil produksi Masyarakat Adat.
Dalam kerangka itu, masyarakat adat Dondai mengawali penyambutan tamu KMAN dengan tarian dan lagu daerah untuk menyambut tamu. (*)