Festival Ulat Sagu
Festival Ulat Sagu II Resmi Digelar di Kampung Yoboi Sentani, Wabup: Sagu Sumber Kehidupan
Melalui Festival Ulat Sagu II ini, tak ada salahnya kalau Papua dinyatakan sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Festival Ulat Sagu II resmi digelar di Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua dan disebutkan Sagu adalah sumber kehidupan bagi masyarakat pesisir Papua.
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayantoro saat diwawancarai awak media, termasuk Tribun-Papua.com saat Festival Ulat Sagu II di Kampung Yoboi, Sentani, Selasa (25/10/2022).
Baca juga: Melihat Pengolahan Ulat Sagu di Festival Ulat Sagu Kampung Yoboi
Festival Ulat Sagu II dan pengembangan pemanfaatan produk Sagu secara resmi dibuka oleh Direktur Kepercayaan dan Masyarakat Adat Kemendikbud Ristek, Samsul Hadi.
"Melalui Festival Ulat Sagu II ini, tak ada salahnya kalau Papua dinyatakan sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi, karena surga kecil ini sangat bermanfaat bagi kita semua, termasuk pangan lokal yakni Sagu," jelasnya.
Dikatakannya, Sagu memiliki potensi bukan hanya Sagu itu sendiri yang dikonsumsi tetapi ada bagian Sagu yang terbuang dan dikonsumsi, itu hidup ulat dan dapat diolah menjadi santapan khas.
"Mudah-mudahan saudara-saudara kita yang datang dapat rindu dengan Ulat Sagu hari ini melalui event Kongres ke-VI Maayarakat Adat Nusantara (KMAN) di Kabupaten Jayapura," tambahnya.
Lalu, Giri menuturkan nilai ekonomis juga sangatlah tinggi sehingga masyarakat harus bisa menjaga dan melestarikan Pohon Sagu sebagai sumber kehidupan.
"Bahkan ampas dari Sagu itu bisa menjadi pakan ternak, dan bagian kulit kayunya juga bisa bermanfaat untuk membangun rumah (lantai dan dinding), daunnya bisa menjadi atap," sebutnya.
Baca juga: Mengulik Keunikan Ulat Sagu di Kampung Yoboi saat KMAN IV Papua, Warga: Tak Bisa Sembarang Panen!
Melalui momen Festival Ulat Sagu II di Kampung Yoboi, Giri berharap agar adanya kesadaran masyarakat untuk merawat hutan Sagu dan tidak mengubahnya menjadi lahan permukiman secara masif.
"Kalau kita konsisten, maka ke depan di Indonesia bukan hanya Riau tetapi juga Papua bisa menjadi provinsi Sagu," harap Giri.
Giri menyampaikan, beberapa kawasan hutan sagu di tanah Papua banyak yang telah dibabat habis dan menjadi lokasi perumahan.
Baca juga: Mencicipi Es Krim Sagu di Festival Ulat Sagu Kampung Yoboi Sentani Jayapura
"Bagi kita semua, seharusnya yang Tuhan berikan harus kita jaga bersama, saya mau tegaskan di Papua tidak ada orang miskin," tandasnya.
Ia mengatakan, kondisi miskin di luar Papua dihadapkan pada pilihan esok makan atau tidak, tetapi di Tanah Papua dengan adanya hutan Sagu besok pasti makan.