Kongres Masyarakat Adat
Datang ke Jayapura, Peserta KMAN VI Terkesan Lihat Toleransi Umat Beragama di Papua
Saya melihat ada Gereja dan Masjid dibangung bersampingan di Kota Jayapura, saya kaget dan merasa terheran kok bisa di Papua
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Setelah tiba di Kota Jayapura, Papua untuk mengikuti Kongres ke-VI Masyarakat Adat Nusantara (KMAN), peserta sarasehan Abdul Ajis (38) asal Provinsi Sulawesi Barat terkesima dengan toleransi umat beragama yang kuat di Papua.
Baca juga: Papeda Bungkus Diminati Kontingen KMAN VI Papua di Kampung Yoboi Sentani Jayapura
"Saya melihat ada Gereja dan Masjid dibangung bersampingan di Kota Jayapura, saya kaget dan merasa terheran-heran itu bisa ada di Papua, yang selama ini kami anggap daerahnya banyak kasus-kasus pemberontakan," jelasnya.
Terlebih ia juga kagum dengan suasana hari Minggu di Kota Jayapura, Papua yang sangat sepi di pagi hari karena mayoritas warga beribadah.
"Ini sesuatu yang sangat indah, bagaimana Tanah Papua bisa sangat kuat dengan agama dan toleransi itu sendiri," sebutnya.
Pemikirannya selama ini tentang Papua yang digambarkan di televisi atau pemberitaan, seketika sirna.
Baca juga: PHRI Jadikan KMAN VI Papua Jadi Ajang Promosi Positif, PHRI: Papua Makin Dikenal
"Papua tanah damai, Papua tanah surga," sebutnya berulang-ulang.
Abdul juga mengungkapkan kekagumannya terhadap keramahtamahan orang Papua, yang mana ditemuinya selalu murah senyum dan rajin menegur sapa satu sama lain, terlebih kepada orang baru.
"Saya di sini, sudah sering ditegur oleh orang yang saya tidak kenal, dan tidak semua daerah punya budaya menegur semuan itu," sebutnya.
Baca juga: Momentum KMAN VI Papua, Festival Danau Sentani Kembali Digelar
Dengan rasa toleransi dan keramahtamahan yang luar biasa, Abdul berharap ia dapat datang kembali mengunjungi Bumi Cenderawasih dalam kesempatan lainnya.
"Saya pulang, saya akan bercerita soal kabaikan, keramahtamahan, dan keindahan alam serta orang Papua," tandasnya.
Baca juga: Wisata Papua: Pesona Pantai Amai di Kabupaten Jayapura
Abdul saat ini sudah mengikuti rangkaian sarasehan di Kota Jayapura, dan telah menyampaikan pendapatnya soal hak-hak masyarakat adat yang harus diperhatikan dalam KMAN VI.
"Semoga apa yang kita sampaikan juga mampu berpengaruh terhadap kebijakan bagi pemerintah, melalui KMAN VI ini kita bisa melihat bagaimana masyarakat adat bersatu untuk bisa mendengungkan pentingnya Undang-undang masyarakat adat," katanya. (*)